Senin, 17 Agustus 2015

YANG DIBUTUHKAN DALAM MEMPERJUANGKAN PEMIKIRAN


“Kader adalah rahasia kehidupan dan kebangkitan berbagai umat. Sejarah umat adalah sejarah para kader yang memiliki militansi dan memiliki kekuatan jiwa serta kehendak. Sebuah emikiran dapat diwujudkan jika tersedia keyakinan kuat padanya, keikhlasan dalam berjuang di jalannya, gelora semangat yang selalu bertambah serta kesiapan beramal dan berkorban dalam mewujudkannya,.”
(Imam Hasan Al-Banna)


            Dalam setiap pentas sejarah kehidupan manusia yang singgah dimuka bumu tidak dapt dipungkiri bahwa pemuda selalu berda dalam garda terdepan dalam membawa bendera fikrah sebuah gerakan, itu pula yang mendasari dalam sebuah kesempatan Soekarno mengatakan “ Berikan aku sepuluh orang muda maka aku akan guncang seluruh Dunia.”
            Dewasa ini kita dihadapkan dengan berbagai pemikiran yang dibawa oleh berbagai banyak golongan baik mereka yang tergabung dalam gerbong kebathilan maupun yang berada dalam kafilah kebaikan. Dan setiap gerakan selalu berusaha unuk menyebarkan pemikirannya pada setiap manusia hal itu pula yang kita lakukan untuk menyebarkan fikrah dakwah yang mulia ini.
            Imam Hasan Al-Banna mengatakan sebuah pemikiran dapat diwujudkan dengan 4 rukun yaitu : Keimanan, Keikhlasan, Semgangat dan amal/berkorban.

1.    Keimanan, Dasar keimanan adalah hati yang peka
Iman adalah sumber kekuatan. Ia merupakan penjaga sekaligus pemelihara seseorang dari sikap meremehkan dosa yang berbuntut pada kelemahan. Orang yang lalai dan suka dengan maksiat sebenarnya ia tidak memiliki kekuatan. Krisis iman merupakan akar dari segala krisis. Karena jiwa yang kosong dan senyap dari keimanan tidak akan bisa menuntun pemiliknya kejalan kebenaran. Begitu juga lemahnya interaksi, keterlibatan dan tanggung jawab seorang muslim terhadap berbagai kewajiban Islam dan da’wah hanyalah cermin dari krisis iman yang bersemayam dalam hati.
Oleh karenya begitu penting keimanan yang menghujam dimiliki para pejuang risalah dakwah karena ini analah modal utama unrtuk menyemai fikrah dakwah kita. Dan adalah hal yang aneh ketika kita memperjuangkan sebuah pemikiran , kita tidak mengetahui apa pemikiran yang kita perjuangkan dan kita tidak yakin akan kebenaran pemikiran dan fikrah yang sesdang kita perjuangkan.

24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik.Seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25. pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
 (QS. 14. Ibrahim)

2.    Keikhlasan, Dasar keikhlasan adalah nurani yang jernih
Imam Hasan Al-Banna mendefinisikan yang dimaksud dengan keikhlasan adalah “ Bahwa seseorang al-akh hendaknya mengorientasikan perkataan, perbuatan dan jihadnya hanya kepada Allah SWT mengharap keridhoan-Nya, tanpa memperhatikan keuntungan materi, prestise, pangkat, gelar kemajuan atau kemunduran. Dengan itulah ia menjadi tentara akidah, bukan tentara kepentingan dan hanya mencari keman faatan dunia “

162. Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (QS. 6. Al An'aam)

            Keikhkasan menginginkan keridhaan Allah SWT dwengan melakukan amal dan membersihkan amal dari berbagai debu duniawi. Setiap amal saleh harus memenuhi 2 rukun yaitu ikhlas dan lurus niatnya dan sejalan dengan sunnah dan syari’at.
            Kisah tentang keikhlasan kita bisa lihat dalam potongan sejarah Mursyid ‘Aam Ikhwanul Muslimin yang ke tiga Umar Timisani yang menolok honor mengisi seminar dengan mengatakan “ Andai aku mengetahui bahwa dakwah kepada Allah dibayar maka aku tidak akan hadir “ ketika panitia menyodorkan sebuah amplop. Kisah lain adalah ketikan iman syahid Hasan Al-banna ingin menunaikan Qiyamul lail sepulang menghadiri muktamar di Mazazilah Daqliyah, beliau menunaikannya tidak ingin diketahui oleh umar tilmisani. 

3.    Semangat, Dasar semangat adalah perasaan yang bergelora
Dai dan aktivis dakwah tetaplah manusia biasa, Tapi dalam mewujudkan pemikiran dibutuhkan orang-orang yang dapat mempertahankan vitalitas, melawan ketakutan, kesedihan, mempertahankan harapan dihadapan keputusasaan melampaui dorongan untuk menyerah dan pasrah disaat kelemahan mendera jiwa mereka yang lain.
Oleh karenanya para pengemban risalah dakwah ini selalu menjaga stabilitas semangatnya dengan berbagai cara seperti yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah. Pada suatu peperangan kaum muslimin menanyakan kenapa beliau memiliki semangat dan kekuatn lebih dari yang lain, beliau menjawab “ Ini adalah buah dari Al-ma’surat yang selalu saya baca setiap dipagi hari. Setelah itu selalu saya menemukan kekuatan yang dasyat, tapi jika tidak melakukannya saya merasa seperti lumpuh hari itu “.

4.    Amal/pengorbanan, Dasar amal/pengorbanan adalah tekat yang membaja

105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS. 9. At Taubah)
            Amal saleh itu selalu menyertai keimanan dan sebagai bukti kebenarannya, hal tersebut merupakan penyebab datangnya kemenangan, kemantapan dimuka bumi dan kebahagiaan serta keselamatan di akhirat.
            Adalah sesuatau yang sangat mustahil ketika ada dalam sebuah perjuangan tanpa ada pengorbanan apalagi yang diperjuangkan adalah sebuah pemikiran sebuad nilai kebenaran dan sebuah seruan unutk kembali kejalan ilahiyahb dan membentuk tatanan yang berdasarkan cahaya islam dimuka bumi. Ketika meraka yang bergda dalam gerbong kebathilan melakukan segala usaha dan mengorbankan segala benuk yang milikinya dalam menyebarkan pemikiran sesatnya maka kita harus memiliki semangat penorbanan dan mala yang melebihi mereka kare yang kita bperjuangkan adalah sesuatu yang hakiki dan mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda.
            Dalam potongan sejarah para sahabat kita melihat pengorbanan Mush’ab bin Umair dalam dalam memperjuangkan fikrah Islam sampai beliau meninggalkan kemewahan, ketenaran dan kekuasaan yang selama ini selalu menanjakan beliau.

 24. Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. 9. At Taubah)


IWAN Wahyudi

Pustaka
1.Al-Qur’an Digital
2.Teladan Tarbiyah dalam Bingkai Arkanul Bai’ah, Parman Hanif M.Pd, Aulia Press, 2006
3.Majalah Tarbawi Edisi 2 Th. I, 20 Juli 1999
4.Untukmu Kader Dakwah, KH. Rahmat Abdullah, Pustaka Dakwatuna,2004
5.Syarah Ushul Isrin Menyelami Samudra 20 Prinsip Hasan Al-Banna, Abdullah bin Qasim Al-Wasyli, Era intermedia, 2001
6.Konsep Pemikiran Gerakan Ikhwan, Muhammad Abdullah Al-Khatib, Asy-Syaamil, 2004
7.Bersama 6 Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin, Khozin Abu Faqih, Lc, Auliya Press, 2006 



Makalah disampaikan pada Senin 1 Mei 2006
 

Related Posts

YANG DIBUTUHKAN DALAM MEMPERJUANGKAN PEMIKIRAN
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.