Minggu, 13 September 2015

JALAN PANJANG MENUMBANGKAN KEDZOLIMAN (Kronologi Krisis dan Tumbangnya Soeharto)



1997

8 Juli: Awal krisis ekonomi dan moneter. Nilai rupiah terhadap dollar mulai merosot
6 Oktober: Kurs dollar mencapai Rp 3.845 setiap dollar AS
8 Oktober : Pemerintah berniat meminta bantuan finansial IMF
31 Oktober : IMF umumkan paket bantuan keuangan senilai 23 milyar dollar AS
1 November: Pemerintah melikuidasi 16 bank
10 November:
* Presiden memanggil lima menteri dan Gubernur BI untuk membicarakan mengatasi gejolak moneter.
* Menkeu Mar'ie Muhammad jelaskan keterangan pemerintah mengenai perkembangan ekonomi Indonesia di DPR.


1998

6 Januari :
* Pemerintah menyampaikan RAPBN 1998/1999 yang dinilai masyarakat sebagai berat, rawan, dan penuh risiko dengan kurs dollar Rp 4.000 terhadap rupiah.
* Presiden menyatakan, "Badai pasti berlalu".
*Aksi-aksi mahasiswa terus berlangsung.
* Harga barang kebutuhan pokok terus naik, tak menentu.
9 Januari : Masyarakat memborong bahan pokok di pasar swalayan dan pasar-pasar tradisional
16 Januari : Presiden Soeharto tanda tangani kesepakatan dengan Direktur Pelaksana IMF Michael Camdessus
10 Maret : Presiden Soeharto terpilih sebagai Presiden RI 1998-2003 untuk ke tujuh kalinya.
11 Maret : Presiden ucapkan sumpah jabatan. "Lima tahun nanti saya akan sampaikan pertanggungjawaban" katanya.
13 Maret : Pangab peringatkan aksi mahasiswa jangan anarkis dan destruktif.
14 Maret :
* Susunan Kabinet Pembangunan VII diumumkan.
*Aksi mahasiswa terus berlangsung dan terjadi bentrokan dengan aparat.
23 Maret : Bentrokan di Universitas 11 Maret Solo. Sebanyak 25 orang mahasiswa luka.
24 Maret: Mahasiswa datangi Komnas HAM memprotes kekerasan yang dilakukan aparat terhadap aksi-aksi mereka.
3 April : Insiden Yogyakarta. Petugas bertindak tegas menghadapi aksi unjuk rasa di UGM.
5 April : Mendikbud melarang aksi di kampus
11 April : Pangab berdialog dengan 32 organisasi kepemudaan
15 April : Mahasiswa se-Jabotabek, lebih dari 30 kampus mengadakan aksi serentak yang diikuti ribuan mahasiswa.
17 April : Presiden menyatakan aksi mahasiswa jangan mengganggu proses belajar mengajar.
18 April : Pemerintah, sejumlah menteri dan Pangab melakukan dialog dengan mahasiswa dan tokoh masyarakat di PRJ Kemayoran
1 Mei : Presiden katakan reformasi politik baru bisa dimulai tahun 2003 ke atas, sesuai dengan GBHN yang telah disepakati
2 Mei :
* Menpen dan Mendagri menjelaskan kembali soal reformasi tahun 2003. "Presiden justru sampaikan langkah yang jelas untuk reformasi yang konstitusional," katanya.
*Aksi keprihatinan di berbagai kampus melibatkan puluhan perguruan tinggi dan ribuan mahasiswa. Insiden berdarah terjadi di IKIP Jakarta, 33 mahasiswa IKIP luka serius, puluhan cedera.
4 Mei :
* Pemerintah menaikkan harga BBM dan listrik. DPR menolak. Harga-harga terus membubung.
*Kerusuhan terjadi selama tiga hari di Medan dan sekitarnya. Enam orang tewas.
8 Mei : Moses Gatutkaca tewas dengan kepala luka dalam unjuk rasa di UGM Yogyakarta.
9 Mei :
*Presiden berangkat ke KTT G-15 di Cairo, Mesir. Presiden yakin, stabilitas politik dan nasional terpelihara.
*Lettu Anumerta (Pol) Dadang Rusmana dari Polres Bogor tewas saat bertugas memantau aksi unjuk rasa di Bogor
12 Mei: Empat mahasiswa tewas diterjang peluru tajam dalam aksi damai di Universitas Trisakti, Jakarta.
13 Mei :
*Di hadapan masyarakat Indonesia di Cairo, Presiden menyatakan jika rakyat sudah tidak menghendaki, ya silakan. Dia tidak akan mempertahankan kedudukannya dengan senjata.
*Masyarakat berkabung atas gugurnya mahasiswa "Pahlawan Reformasi".
*Jakarta mulai dilanda kerusuhan massa. Rupiah melorot terhadap dollar sampai Rp 11.500
14 Mei: Jakarta, Tangerang, Bekasi, serta daerah lainnya rusuh. Pembakaran, perusakan dan penjarahan toko dilakukan massa.
15 Mei:
* Presiden tiba dari Cairo. Melalui Menpen Alwi Dahlan dikatakan, Presiden Soeharto tidak pernah menyatakan siap mundur. Tetapi jika masyarakat tidak percaya lagi, Presiden Soeharto akan lengser keprabon (turun tahta).
* KAMMI melaksanakan aksi di Lapangan Masjid Al-Azhar Jakarta, sebenarnya aksi akan mengerahkan 20 ribuan orang untuk menduduki gedung DPR/MPRRI dengan menggelar opera Sidang Istimewa Rakyat dan Mahasiswa untuk meminta pertanggung jawaban Soeharto. Namun dibatalkan karena jalan menuju Gedung rakyat tersebut diblokir oleh aparat keamanan
*Kenaikan harga BBM dan listrik direvisi.
16 Mei: Ketua DPR/MPR Harmoko usai bertemu Presiden Soeharto dan mengumumkan rencana Presiden untuk melakukan reshuffle kabinet.
Sejauh ini lebih dari 500 orang tewas dalam kerusuhan di Jakarta. Kerugian fisik mencapai Rp 2,5 trilyun.
18 Mei :
* Pukul 09.00 WIB: Sejumlah delegasi mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi maupun delegasi masyarakat mulai memasuki Gedung DPR. Beberapa di antaranya diterima fraksi-fraksi.
*Pukul 11.00 WIB: Gelombang mahasiswa yang mendatangi DPR semakin banyak, dan makin siang mencapai ribuan orang. Aparat berjaga dengan simpatik. Aksi-aksi dilakukan di depan Gedung DPR. Mereka menuntut segera dilakukan Sidang Istimewa MPR serta pencabutan mandat MPR terhadap Presiden Soeharto.
*Pukul 15.30 WIB: Ketua DPR/MPR Harmoko mengumumkan hasil rapat pimpinan DPR/MPR yang meminta agar Presiden Soeharto secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri.
Pukul 15.30 WIB: mahasiswa meninggalkan Gedung DPR/MPR dengan puluhan bus yang disediakan aparat keamanan.
Pukul 20.00 WIB: Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto, pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mundur merupakan sikap dan pendapat individual meskipun disampaikan secara kolektif.

19 Mei :
*Puluhan ribu mahasiswa dari puluhan Perguruan Tinggi di Jabotabek  menduduki gedung MPR/DPR RI. Ini merupakan demonstrasi terbesar yang pernah dilakukan mahasiswa selama 30 tahun terakhir.
* Soeharto menawarkan kompromi politik dengan mengajukan rencana perombakan kabinet secepatnya, reformasi politik dengan merevisi 5 paket undang-undang politik, menyusun Undang-Undang anti korupsi dan monopoli, melaksanakan PEMILU dimana Soeharto tidak mencalonkan diri lagi dan membentuk Komite Reformasi dibawah pimpinannya.

20 Mei :
* Sebanyak 16 menteri yang berada di lingkungan Ekuin adalah Menko Ekuin/Kepala Bappenas Ginandjar Kartasasmita, Menteri Keuangan Fuad Bawazier, Menperindag Mohamad Hasan, Menteri Pertanian Ny Justika Sjarifudin Baharsjah, Mentamben Kuntoro Mangkusubroto, Menteri Kehutanan dan Perkebunan Sumahadi, Menteri Pekerjaan Umum Rachmadi Bambang Sumadhijo, Menteri Perhubungan Giri Suseno Hadihardjono, Menteri Koperasi dan Pengusaha Kecil Subiakto Tjakrawerdaya, Menteri Tenaga Kerja Theo L Sambuaga, Menteri Negara Investasi/Ketua BKPM Sanyoto Sastrowardoyo, Menteri Perumahan Rakyat dan Pemukiman Akbar Tandjung, Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng, Menteri Transmigrasi dan Perambah Hutan AM Hendropriyono, Menteri Negara Pangan, Hortikultura dan Obat-obatan Haryanto Dhanutirto, serta Menparsenibud Abdul Latief mengundurkan diri
*Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998 berlangsung meriah dan istimewa di Gedung DPR/MPR yang dipadati lebih dari 50.000 mahasiswa.Ini merupakan hari kedua mahasiswa menduduki gedung para wakil rakyat tersebut. Hadir dalam peringatan itu Amien Rais, AM. Fatwa, Deliar Noer, Adnan Buyung Nasution dan Neno Warisman dan Garin Nugroho serta tokoh lainnya.
* Sore, mahasiswa mulai meninggalkan gedung DPR/MPR RI setelah pimpinan dewan mengultimatum presiden untuk segera mengundurkan diri. KAMMI sore itu memutuskan untuk menarik sebagian massanya dari gedung DPR/MPRRI untuk melakukan konsolidasi menghadapi berbagai kemingkinan yang akan terjadi dalam beberapa hari kedepan.

21 Mei :
* Akhirnya rezim Diktator Soeharto Tumbang
Acara peletakan jabatan Presiden berlangsung pukul 09.00 WIB di Istana Merdeka. Sekitar pukul 08.25 WIB, Wakil Presiden Habibie tiba di halaman samping Istana Merdeka. Lima menit kemudian, sekitar pukul 08.30 WIB, Presiden Soeharto tiba didampingi putri sulungnya Siti Hardijanti Rukmana (Tutut). Lalu 10 menit kemudian, Ketua MPR/DPR Harmoko beserta empat Wakil Ketua yakni Syarwan Hamid, Abdul Gafur, Fatimah Achmad, dan Ismail Hasan Metareum tiba. Menyertai para pimpinan MPR/ DPR adalah Sekjen DPR Afif Ma'roef.
Pada pukul 09.00 WIB, Soeharto di muka mikrofon, menyatakan, "Sejak beberapa waktu terakhir, saya mengikuti dengan cermat perkembangan situasi nasional kita, terutama aspirasi rakyat untuk mengadakan reformasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Atas dasar pemahaman saya yang mendalam terhadap aspirasi tersebut, dan terdorong oleh keyakinan bahwa reformasi perlu dilaksanakan secara tertib, damai dan konstitusional. Demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa serta kelangsungan pembangunan nasional, saya telah menyatakan rencana pembentukan Komite Reformasi dan mengubah susunan Kabinet Pembangunan VII, namun demikian kenyataan hingga hari ini menunjukkan Komite Reformasi tersebut tidak dapat terwujud, karena tidak adanya tanggapan yang memadai terhadap rencana pembentukan komite tersebut. Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi dengan cara-cara sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidak dapat diwujudkannya Komite Reformasi, maka perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak diperlukan lagi. Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. Karena itu dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan DPR dan pimpinan Fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998,"


Dari berbagai Sumber

Mataram, 13 Mei 2007
IWAN Wahyudi

Related Posts

JALAN PANJANG MENUMBANGKAN KEDZOLIMAN (Kronologi Krisis dan Tumbangnya Soeharto)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.