Interaksi social dengan sesama
adalah fitrah kemanusiaan, karena tidak ada manusia yang dapat hidup dan eksis
seorang diri saja. Dalam proses interaksi tersebut akan banyak lahir
komunikasi, baik itu berupa motivasi, informasi, kritik, nasehat bahkan
cibiran. Tentu semuanya baik bagi kita bila itu ditempatkan pada posisi dan
porsinya. Menolak nasehat, menampik motivasi, anti kritik, menganggap diri
serba tahu sendiri, itu bisa jadi bagian dari tanda-tanda bahwa sebenarnya kita
membiarkan hati membeku karena sedang sakit.
Hati
adalah cerminan diri, ia tergambar jelas dari keseharian, baik melalui tutur
kata, tingkah laku, buah karya dan interaksi sesama. Sehingga benar yang dikatakan
oleh Baginda Nabi Muhammad SAW “ Didalam diri manusia ada segumpal daging, jika
ia baik maka akan baik orang pemiliknya, jika segumpal daging itu kotor maka
buruk pulalah sang pemiliknya”.
Mari
melirik profil manusia yang digelari para dictator seperti Hitler misalnya,
dari banyak cuplikan film atau video di youtube bisa kita tonton dan dapat
terlihat ia adalah figure yang keras kepala, angkuh, kata-katanya tidak
menyejukkan, melakukan apa yang disebut sebagai pembunuhan massal selama perang
dunia. Itu semua sesungguhnya menggambarkan kondisi hatinya yang lemah terhadap
obsesi pikirannya yang salah dan nafsu yang lebih kuat menjerat serta
menyandera hatinya.
Orang
yang mudah emosi dan memiliki ego tinggi cenderung akan menganggap dirinya
serba “paling”. Paling benar, paling berkuasa, paling bisa, paling tau dan
paling-paling lainnya. Hatinya telah membeku dan membatu yang sulit sekali
tersirami kesejukan walau lewat tetesan air dingin yang begitu lembutnya
sekalipun. Nasehat kebaikan dianggap hal yang tidak perlu dan dikesampingkan,
masukan dan saran dicurigai sebagai sesuatu yang akan mencelakai, kritik diasumsikan sebagai upaya menjatuhkan,
pernyataan-pernyataan akan kesalahan dimaknai sebagai penghambat kesuksesan dan
kekuasaannya.
Begitu
banyak cara orang lain membantu kita untuk sukses, dan menjaga kita agar
senantiasa tidak melenceng. Sebising apapun nasehat pasti ada gunanya, sepahit
apapun kritik adalah masukan untuk perbaikan, serumit apapun larangan ia adalah
sinyal agar lebih berhati-hati. Lebih baik terlalu berprasangka positif terhadap
hal-hal buruk, yang akan membuat bahagia dan hati tenang, dibanding senantiasa
berprasangka negative terhadap hal-hal baik yang orang lain lakukan terhadap
kita karena akan melahirkan kegundahan, dibayang-bayangi was-was, dicekam
ketakutan yang membuat hidup tak nyaman dan hati menjadi hitam karena
digerogoti penyakit.
Kursi 19A Wings Air IW1848Q
Penerbangan Ngurah Rai Bali- Bandara Internasional Lombok,
03 November 2015
InspirationWednesday
IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.net
HATI YANG SAKIT AKAN MENOLAK NASEHAT
4/
5
Oleh
Iwan Wahyudi Net