Selasa, 22 Desember 2015

LAUTAN KASIHMU BUNDA





Bilaku ingat masa kecilku

Ku selalu menyusahkanmu


Bila kuingat masa kanakku

Kuselalu mengecewakanmu

                Banyak sekali pengorbananku

                Yang kau beri kepadaku

                Tanpa letih dan tanpa pamrih


                Kau berikan semua itu

                Bait-bait nasyid yang dilantukan Shoutul  Haq diatas merupakan bagian ekpresi kecintaan dan besarnya kasih sayang seorang manusia yang sejak kita belum lahir kedunia sudah kita rasakan getaran-getaran kasih sayangnya dan serpihan-serpihan kehangatan cintanya, padahal ia tidak tahu apakah nantinya akan terbalas rasa cintanya dengan bakti kita atau karena kita sosok mulia tersebut akan terjerumus kedalam bara api neraka.


                Sosok tersebut adalah Ibu, ya,ibu cukup singkat nama mulia itu hanya satu kata yang tersulam dari tiga huruf yang sarat dengan makna dan arti cinta dengan segala rasa. Tak seorangpun yang lahir  kemuka bumi ini  luput dari jasa ibu. Beliau mengandung dengan beban menggunung, melahirkan dengan penuh pengorbanan antara hidup dan kematian, merawat dengan penuh semangat, mendidik dan membiayai pendidikan kita dengan biaya yang tak sedikit walau peluhnya menetes ditengah malam yang sunyi dan dingin. Namun sudahkah kita membalas walau sehelai kasih sayangnya?


                Baginda Rasul milia kekasih Allah SWT, Muhammad SAW pernah bersabda Surga berada dibawah telapak kaki ibu. Ridha Allah ada pada rihda Ibu. Dan murka Allah juga ada pada ibu. Itu semua karena tak ada satupun manusia yang memiliki jasa yang besar dan luasnya menyamai susah payah Ibu. Ia memberi dengan sepenuh hati dan membenci dengan hati-hati, marahnya seperti terkunci dan cintanya begitu abadi.

                Salah satu amal sosial yang disebutkan oleh Allah SWT berurutan langsung dengan perintah beribadah kepada Allah SWT dan larangan menyekutukannya adalah birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua). Sesuatu hal istimewa dalam hal pengurutan semacam ini dan bulan suatu hal yang kebetulan tanpa makna dan hikmah yang penuh dengan pelajaran.

Melainkan penegasan bahwa ikatan paling kuat setelah ikatan aqidah adalah ikatan keluarga dan puncak ikatan keluarga adalah berbuat baik kepada kedua orang tua yang telah Allah izinkan untuk hadir disisi kita dengan sejuta kasih dan seribu sayangnya dengan kelembutan yang tak pernah kita rasakan.

                Allah SWT berfirman “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah  kepada kedua orang ibu-bapak, karib, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukaai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri (QS.4:36).

                Ustadz Sayyid  Quthb menggambarkan fenomena kasih sayang orang tua dengan mengatakan “Kedua orang tua secara fitri akan tergerak untuk memelihara anak-anaknya, untuk berkorban demi anak-anaknya dengan segala sesuatu termasuk dirinya sendiri. Seperti halnya tunas hijau menyerap semua makanan dari biji sehingga sibiji itu menjadi pecah dan seperti halnya anak ayam menyerap makanan dari telur hingga tinggalah kulitnya belaka, maka demikian pulalah anak-anak menyerap dan mengisap segala perhatian, kesehatan, tenaga dari kedua orang tuanya hingga mereka menjadi renta. Namun demikian mereka merasa bahagia. Sementara anak-anak biasanya mudah lupa akan semua itu. Mereka lebih tersita perhatiannya oleh istri dan anak-anaknya . Dan begitulah kehidupan, oleh karenanya orang tua tidak perlu dipesankan untuk memelihara anaknya. Namun sebaliknya putra-putra mereka perlu disentuh perasaannya dan perlu dibangkitkan semangatnya untuk mengingat kewajiban mereka  terhadap  generasi yang telah mempersembahkan madu kehidupan mereka sehingga mereka sendiri kering. Kerena itulah berbuat baik kepada orangtua  turun dalam bentuk ketentuan yang mutlak yang memiliki makna yang sangat tegas, setelah perintah untuk beribadah kepada-Nya ( Fi Zhilalil Qur’an IV hal 2221).

                Wahai anak muslim, wahai anak soleh sudahkah engkau membalas sehelai kasih sayang orang tuamu sampai detik ini, kalau belum sama sekali atau belum cukup, pulanglah kepangkuannya sebelum Rabb mengambilnya dari sisimu, sebelum kamu sempat mengungkapkan cintamu padanya. Pegang tangannya rasakan kehangatan jemarinya lalu peluklah dengan lautan kasihmu. Sementara itu dekatkan bibirmu pada telinga sosok mulia tersebut dan katakan “Bunda, nanda memcintai bunda karena Allah SWT”, Lalu berlahan dari pipi kita yang menempel dengan kulit mukanya yang mulai keriput akan kita rasakan butiran-butiran kristal hangat menetes tanda bahagia. Seandainya kita tahu dan mendengar getaran hatinya  maka kita tak akan bisa melukiskannya dengan kata-kata. Hati Bunda pasti bertutur “ Ya Rabb, berikanlah kasih sayang-Mu yang tak terhingga pada anak hambamu ini, segala tetesan keringat, air mata dan lautan peluh yang menetes dari kulit ini  dan debu-debu pengorbanan yang menempel padanya seakan tak terasa berat, karena kalimat tadi cukuplah menjadi bukti bahwa cinta hamba padanya telah terbayar”.

                Semoga Ibu negeri ini masih memiliki kasih dan cinta seperti bundaku yang renta dan tercinta.

Kini kau dewasa ibumu telah pergi
Waktu yang berlalu seakan memanggil
Sudahkah kau curahkan kasih sayangmu
Apakah terbalas segala jasamu
Syurga itu dibawah telapak kakinya
(Odey Anak, Raihan)

Iwan Wahyudi
Bumi Da’wah Mataram,
seiring dengan merekahnya mentari lembar terakhir bulan Mei 2003.
Ditengah kerinduan nanda yang meluap padamu bunda.
Rabb jangan biarkan sehelai benangpun memisahkan kasih-Mu pada bundaku.

Related Posts

LAUTAN KASIHMU BUNDA
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.