Rabu, 09 Desember 2015

MENYIKAPI PILIHAN-PILIHAN DENGAN BENAR




Dalam kehidupan manusia disadari atau tidak, selalu dipenuhi oleh pilihan-pilihan dalam setiap aktifitasnya. Dan dalam setiap pilihan-pilihan itu ada dua kekuatan yang akan mendasari keputusan-keputusan yang diambil, kekuatan pilihan berdasarkan nurani atau kekuaran pilihan hanya berdasarkan nafsu semata. Setiap pilihan tentu bukan sesuatu yang berlalu begitu saja tetapi memiliki konsekuensi-konsekuensi yang akan dipertanggungjawabkan, bahkan keputusan pilihan-pilihan cenderung menggambarkan karakter si pengambil keputusan.

            Keputusan dan pilihan yang diambil dalam setiap permasalahan kehidupan selalu ada konsekuensinya. Pilihan satu paket dengan resiko yang harus diterima oleh pemilihnya, keputusan sejalan dengan pertanggugjawaban yang melekat pada sipengambil keputusan. Dalam sejarah kehidupan yang dilalui pasti akan dihadapkan pada pilihan terbaik maupun buruk, dan seseorang harus mampu mengambil salah satu pilihan tersebut bahkan dalam kondisi genting dan ekstrim sekalipun dari dua pilihan yang disediakan : kebaikan atau keburukan, kejujuran atau kebohongan, jalan terjal atau jalan mendatar, jalan keselamatan atau kesesatan.
            Pada umumnya dalam setiap keputusan dan pilihan-pilihan yang diambil oleh seseorang dapat mewakili cerminan corak dan bentuk kepribadian sipengambil keputusan. Keputusan melambangkan orientasi hidupnya, sedangkan orientasi hidup dibentuk oleh kecenderungan-kecenderungan, keyakinan-keyakinan yang mendasarinya serta visi hidup yang menjadi tujuan akhir dirinya.
            Tidak jarang pilihan-pilihan personal juga mempengaruhi tata kehidupan social, karena adalah fitrahnya bahwa manusia adalah makhluk social yang selalu hidup bermasyarakat dalam menggapai tujuan hidupnya. Dalam pilihan social tentunya juga memiliki konsekuensi yang bukan dalam lingkup kecil personal saja, namun menjadi resiko yang ditanggung masyarakat antara tata social yang adil atau tidak, menyejahterakan atau menyengsarakan, merubah pada kebaikan atau terperosok pada kehancuran. Nasib seseorang, sebuah komunitas bahkan bangsa dan Negara dalam kehidupan social ditentukan oleh pilihan ideologisnya bukan sekedar pilihan berorientasi pada asas keuntungan materi semata.
            Keputusan yang salah kadang melahirkan kekecewaan dibelakang hari, kekecewaan atas pilihan bisa jadi disebabkan karena kecewa oleh keadaan atau akibat kekecewaan dia yang menyebabkan keadaan itu mengecewakan.
            Manusia diberikan kebebasan dalam memilih dan memiliki kebebasan berkehendak. Dalam menghadapi pilihan-pilihan yang membuatnya harus mengambil keputusan, manusia dikaruniai perangkat yang sejak lahir sudah menyertainya. Perangkat itu adalah alat persepsi yang handal sebagai penimbang pengambil keputusan berupa akal dan hati yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan baik, benar, tepat, bagi keselamatan, kemajuan, kesejahteraan dan kemuliaannya, baik sebagai personal maupun komunitas serta masyarakat, baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik di dunia ini atau diakhirat kelak.
            Selain dua perangkat bawaan secara individu yang melekat tersebut dalam mengambil keputusan atas pilihan-pilihan disediakan pula ajaran-ajaran agama yang telah dituliskan berupa firman Allah SWT dalam Al-Qur’an untuk memandu manusia, petunjuk mengarungi dinamika problematika kehidupan, membedakan mana yang baik dan salah, yang benar atau sesat, yang haq atau bathil. Sehingga memudahkannya dalam menentukan pilihan-pilihannya. Jikapun masih ditimpa kebingungan-kebingunan diantara banyaknya pilihan-pilihan kerena sebab-sebab tertentu Islam masih memberikan ruang sebagai jalan keluarnya yaitu shalat Istikharah.
            Dapat ditarik benang merah dalam setiap pilihan-pilihan hidup hendaknya keputusan yang diambil harus mengoptimalkan landasan pengambilan keputusan berupa potensi personal yaitu akal sehat dan kemurnian kalbu (nurani) serta tidak mengenyampingkan dan meniadakan keterlibatan Sang Pencipta melalui ajaran-ajaran agama dan petunjuk-Nya melalui shalat Istikharah, agar apapun pilihan yang diambil konsekuensinya dapat dipertanggungjawabkan baik secara personal maupun rasionalitas social, pada saat kini maupun akhirat kelak. Apapun pilihanyang diputuskan setiap prosesnya disertai dengan kesadaran penuh, bukan hanya ikut-ikutan, asal ngetrend, berdasarkan taruhan, orientasi materi atau memenuhi hawa nafsu semata.
            Selamat memilih 269 pemimpin daerah (260 kabupaten/kota dan 9 provinsi) dari 1.646 calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilkada serentak 9 Desember 2015 dengan akal, nurani dan landasan ideologis serta keyakinan.
Cordova Street Jafana Garden,
09 Desember  2015
InspirationWednesday

IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.net


Related Posts

MENYIKAPI PILIHAN-PILIHAN DENGAN BENAR
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.