Jumat, 04 Desember 2015

BENIH ITU HARUS SELALU DISEMAI DAN DIPELIHARA ( Mengenang 9 Tahun Perjuangan KAMMI )



Sejarah gerakan ’98 memberikan tempat yang cukup terhormat untuk. KAMMI memiliki peran yang cukup signifikan dalam memperkuat peran mahasiswa islam secara keseluruhan di Indonesia dalam gerakan reformasi. (Anas Urbaningrum Ketua PB HMI Periode 1998-2000 )

            Setiap zaman akan selalu memiliki tokoh dan pahlawannya, roda sejarah akan tetap berjalan sehingga tetes tinta kesaksian sejarah tidak dapat ditambah dan dikurang kebesaran dan nilai-nilai heroiknya, dengan atau tanpa dicatat dengan tinta emas bahkan  sebuah lencana penghargaan atau lembaran sertifikat penghormatan.


Refleksi Reformasi
            Sembilan tahun yang lalu bangsa ini ibarat bayi yang terkena busung lapar, perutnya besar ibarat seorang konglomerat yang kekenyangan namun mengandung derita kemiskinan dan kesengsaraan dan tidak memiliki ayah dan ibu, yang menemani hanyalah orang-orang yang meneteskan air mata keprihatinan yang tidak tulus bahkan berharap besar agar Indonesia segera tenggelam didasar samudera Hindia dan terhapus dari peta dunia.
            Negeri besar ini dilanda krisis multi dimensi yang sangat parah hingga saat ini belum mampu melepaskan cengkraman infus wabah krisis ditangan kanannya, hal ini bukan terjadi begitu saja namun ada sebuah rekayasa global yang sedang dimainkan saat itu sampai saat ini. Kekayaan bangsa tidak memiliki arti, jabatan tidak lagi menampilan wibawa, kekuasaan ibarat teriak komando di ruang hampa udara. Ketika hal itu menimpa bangsa dengan panglima yang dzolim hanya satu yang harus dilakukan adalah mendorong sang panglima ketepi jurang dan seterusnya digulingkan secara paksa. Era 98  adalah masa mahasiswa kembali membuktikan bahwa kekuatan besar moral dan tumpuan pamungkas rakyat ini selalu dinantikan sejarah untuk kembali menjadi pahlawan dijamannya.
            Ketika matahari kota Malang  telah sedikit bergeser dari atas ubun-ubun Pasca pertemuan FSLDKN X di Universitas Muhammadiyah Malang yang dihadiri oleh sekitar 200 orang peserta yang mewakili Aktivis Dakwah Kampus yang tergabung dalam masing masing Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di 64 kampus se Indonesia, Sejarah KAMMI mulai dicatat. Deklarasi Malang yang bacakan dilembar ke-29 bulan Maret 1998 adalah sebuah wujud jawaban dari kerisauan dan keresahan nurani sebagai panggilan moral pemuda Islam atas kondisi nasional yang begitu porak poranda ditengah masyarakat yang masih dilanda kemiskinan dan penderitaan.
            Aksi demontrasi besar yang dilakukan KAMMI dalam upaya segera manghentikan kedzoliman yang telah begitu lama mengorbankan ratusan juta rakyat Indonesia dan menumbangkan rezim Soeharto menjadi fenomena sejarah bangsa dan gerakan mahasiswa, bagaimana hanya dalam hitungan hari KAMMI dapat mengkonsolidasikan puluhan ribu mahasiswa dan massa dalam setiap akasinya baik di Jakarta maupun ditiap daerah-daerah. Puncaknya adalah rezim Soeharto akhirnya menunjukkan keangkuhannya dengan melakukan tindakan represif terhadap anak bangsanya sendiri, 12 Mei 1998, 4 mahasiswa  Universitas Trisakti tewas ditembus peluru serdadu yang selama ini dibiayai oleh pajak yang dibayar oleh para anak bangsa tersebut. Rahim ibu pertiwi kemudian melampiaskan semua perasaan ketertekanannya sehingga pada 13,14, 15 Mei 1998 terjadi kerusuhan di berbagi daerah, seperti sebuah alur yang yang indah kemuadian mengantarkan rezim Soeharto pada detik-detik kejatuhannya pada pukul 10.00 tanggal 21 Mei 1998.
            Era 98 selain heroisme juga  melahirkan dari rahim suci umat Islam Indonesia telah mengandung begitu lama melahirkan bayi mungil KAMMI yang begitu unik yang memiliki karakter seperti orang dewasa padahal baru menghirup udara kelahiran beberapa saat. Kesatuan Aksi Mhasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) adalah gerakan mahasiswa yang lahir ditengah peradaban yang sedang sekarat dan cabik-cabik, penderitaan rakya yang berkepanjangan, penipuan publik yang tak bertepi serta jutaan kebohongan.

Pergulatan ditengah Rezim Transisi
            Mengantarkan bangsa ini pada pintu gerbang reformasi adalah bukan tujuan akhir gerakan Mei 1998, Runtuhnya Soeharto adalah bukan kata kunci untuk menumbangkan rezim diktator bangsa ini tetapi yang harus dikawal adalah bagaimana mengarahkan reformasi sesuai kehendak dan semangat perubahan Mei 1998 dan membunuh karakter rezim Soeharto yang selama ini telah mendarah daging pada seluruh lapisan penguasa dari pusat hingga daerah karena kepala  boleh berganti tapi tubuh dan karater akan tetap sama.
            Pengawalan tersebut yang konsisten dilakukan oleh KANMMI hingga detik ini. Mengawal masa transisi Habibie untuk dimasukkannya 6 Visi reformasi dalam semangat pemerintahan masa transisi yang kemudian diantaranya ditetapkan sebagai TAP MPR, Mengkritisi pemerintahan Gus Dur yang kemudian tumbang dengan Kasus Bulog Gate, memberikan tekanan terhadap Megawati yang melakukan premanisme, menjual asset bangsa, privatisasi BUMN, membebaskan para konglomerat hitam yang tidak membayar hutang BLBI, Aksi berdarah pembebasan Akbar Tanjung dalam kasus Bulog Gate oleh Mahkamah Agung. Mengkritisi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan rezim sebelumnya yang menaikkan BBM, dan TDL ditengah krisis yang belum selesai dan kemiskinan bangsa yang ditandai dengan busung lapar diberbagai daerah mirip dengan kemiskinan dan kelaparan yang terjadi di Ethopia negara daratan benua hitam Afrika, Pemberantasan korupsi diberbagai daerah seperti kasus korupsi DPRD NTB periode 1999-2004 serta aksi moral lainnya seperti anti maksiat, perlindungan anak dan perempuan, penolakan dan pemberhentian ATM Kondom hingga segera ditetapkannya RUU Anti pornografi dan pornoaksi. Semua itu tentunya bukan berjalan mulus tapi membutuhkan pengorbanan, cucuran keringat, pengorbanan waktu, dana, fikiran, ide, perasaan hingga tetesan darah.

Benih-benih masa depan itu akan tetap tumbuh
            Kami tidak punya keinginan kecuali berbuat kebaikan semampu kami. Jika kata-kata kami tidak didengar, kami tetap memilih berjuang. Biarlah hari esok membuktikan bahwa yang benar akan terwujud, dengan atau tanpa kami. Benih KAMMI adalah benih masa depan yang tumbuh membawa perubahan, suka atau tidak suka.
            Usia sembilan tahun adalah usia bau kencur untuk sebuah gerakan mahasiswa, Namun itu telah dibuktikan oleh KAMMI bahwa usia tidak menjamin orang dapat dewasa karena banyak gerakan mahasiswa diusiannya yang mencapai dewasa bahkan hampir senja kehilangan jati diri dan ideologinya luntur bersama kerasnya terpaan angin  jaman. Usia yang begitu belia bukan halangan untuk menjadi pahlawan, membuktikan pada siapapun dan dunia bahwa yang terpenting adalah kematangan, kepahaman dan idealisme yang mengakar pada setiap kadernya.
            Benih-benih generasi baru peradaban ini yang harus selalu dirawat dengan sentuhan-sentuhan yang lembut dan benar yaitu dengan sentuhan-sentuhan Illahiyah kerena dengan cara itulah kita bisa masuk kedalam setiap hati semua orang dan mengajak mereka untuk bersama dalam kafilah panjang perjuangan untuk menyemai cahaya Islam di seluruh pelosok nusantara sebab seperti yang telah kita pahami bersama bahwa hanya Islamlah satu-satunya solusi yang dapat menjawab setiap permasalahan dan tantangan, menembus dimensi ruang, waktu dan seluruh aspek kehidupan.
            Analisa sejarah menurut Fahri Hamzah (Ketua Umum KAMMI pertama) kemudian menyimpulkan faktor yang mengawali lahirnya KAMMI adalah : Pertama, Sejarah bangsa Indonesia yang menjelaskan adanya ketidak adilan terhadap umat merupakan faktor obyektif munculnya perlawanan ummat Islam. Kedua, Para perintis dakwah kampus telah mengembangkan suatu metodologi (manhaj) yang sangat cerdas yang berasal dari sumber-sumber utama ajaran Islam dan dakwah serta pendapat para ulama dakwah yang masyhur, baik di Indonesia maupun Dunia Islam pada Umumnya.Ketiga, KAMMI sebagai resultante perjalanan sejarah ummat di Indonesia, khususnya dikampus adalah ijtihaj yang harus selalu menyempurnakan diri.
            Benih peradaban yang telah disemai 1998 telah tumbuh dan tidak cukup untuk memberikan kesejukan dan suplai oksigen sebagai sumber perubahan bangsa ini oleh karenanya mari kita semai lagi ribuan bunga-bunga mawar merah yang akan melahirkan tangan-tangan kekar untuk merubah Indonesia sesuai dengan  keinginan awal para pendiri bangsa untuk memakmurkan bangsa dan mensejahterakan rakyat ibu pertiwi. Sehingga akhirnya KAMMI membuktikan diri seperti apa yang dikatakan oleh Imam Hasan Al-Banna pendiri Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir bahwa pemuda adalah mata air kebangkitan dan rahasia peradaban.


( Asrama Apartement, 29 Maret 2006)

IWAN Wahyudi (Ketua Umum KAMMI NTB Periode 2006-2007)
 

Related Posts

BENIH ITU HARUS SELALU DISEMAI DAN DIPELIHARA ( Mengenang 9 Tahun Perjuangan KAMMI )
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.