Jumat, 28 September 2018

Nasionalisme Kerinduan


Ah rindu, sebuah kata yang beberapa waktu terakhir sangat anyar karena film Dilan 1990. Salah satu isi dialog dalam film itu yang banyak menjadi meme bahkan ditiru dalam keseharian remaja : “Rindu itu berat, cukup aku saja”. Setiap kita tentu menyimpan rasa rindu. Secara umum rindu itu sebuah rasa yang sama yang berbeda adalah kadar rindu dan apa siapa rindu itu ditempatkan.

Kalau rindu dalam Film Dilan 1990 adalah rindu sepasang kekasih muda-mudi satu sekolah yang hanya dipisahkan oleh rumah tempat tinggal mereka. Maka Rindu yang lebih tinggi dari level itu adalah Rindu Anak Rantau. Mereka harus jauh dari daerah asal dengan segala isi dan rasanya. Berpisah jarak dari tanah tempat dilahirkan, keluarga yang selama ini dalam jangka panjang telah membersamai, melindungi dan menumpahkan segala kehangatan cinta, para sahabat dan orang dekat yang turut bersama menggoreskan kisah hidup bersama dalam sketsa suka maupun duka.

Perihal kerinduan ini Imam Hasan Al-Banna seorang tokoh Islam dari Mesir dalam Bukunya Risalah Dakwah melabeli rasa tersebut dengan istilah Nasionalisme Kerinduan.

“ Jika yang dimaksud dengan nasionalisme oleh para penyerunya adalah cinta tanah air, rindu kepadanya, dan ketertarikan pada hal disekitarnya, nasionalisme seperti ini sebenarnya sudah tertanam dalam fitrah manusia di satu sisi, dan di sisi lain diperintahankan oleh Islam. Sungguh Bila yang telah mengorbankan segalanya demi akidah dan agama, adalah juga Bilal yang mengungkapkan kerinduan pada Makkah melalui bait bait syiar yang lembut dan indah. Sungguh, Rasulullah saw pun mendengar gamabaran tentang Makkah dari Ushail, tiba tiba saja air mata beliau bercucuran, karena rindu padanya.” (Hasan Al-Banna)

Kerinduan adalah rasa yang tak boleh pudar bahkan ia harus senantiasa dipupuk agar terus tumbuh dan mengakar. Namun, jangan sampai juga kerinduan itu membatasi kita untuk mengarungi dunia melihat sisi lain kehidupan diluar tanah air kita untuk menambah wawasan, memetik Inspirasi dan menumbuhkan rasa iri (motivasi) untuk membangun kampung halaman lebih baik dibanding tempat rantauan, untuk melejitkan potensi diri agar bisa menjadi manusia yang setara bahkan lebih dibanding tempat dimana kita pernah disebut sebagai “anak rantau”.

28092018 10:50 Gedung Mandiri Lantai 1
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri
www.iwan-wahyudi.net

*)Foto Ilustrasi : Bersama Mahasiswa/I Ende UTS 2018

Related Posts

Nasionalisme Kerinduan
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.