Jumat, 25 September 2015

Sosial Media, Menyambung Rasa dan Mengobati Rindu





Semalam nada telepon seluler saya tak berhenti berdenting. Setelah dibuka ternyata terjadi dialog panjang di sebuah group Facebook. Dialog antara sahabat lama yang tak pernah bersua setelah tamat SMP. Dialog di group itu entah berakhir hingga jam berapa? Yang jelas penuh kehangatan.

Mungkin pengalaman itu juga kita rasakan, banyak sahabat, kerabat, mantan rekan kerja, teman sepermainan dan pendidikan yang sudah lama tak bersua dan tak tau rimbanya akhirnya dipertemukan di social media. Atau kita akhirnya bisa bertemu dan bersua dengan keluarga yang jaraknya begitu jauh dan melepas kerinduan karena telah lama tak bertemu langsung.
 
Walau disisi lain ada berita yang tidak mengenakan tentang anak gadis yang dibawa lari teman prianya yang baru beberapa saat dikenal melalui social media. Ah itu tidak menggambarkan seremnya dunia social media tergantung kembali pada pribadi kita. Tentunya kita punya insting imunitas personal untuk bisa akrab dengan siapa?. 


Betapa banyak juga gerakan penggalangan solidaritas yang berhasil melalui social media, baik itu bantuan koin kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan, bahkan solidaritas gerakan masyarakat untuk menumbangkan sebuah tirani. Yah itulah ketika tiap rasa sepenanggungan menemukan komunitasnya ia akan tersambung dan membentuk arusnya.

Namun perlu diperhatikan dan diwaspadai oknum pelaku social media pengumbar kegombalan rasa yang dapat menghanyutkan sesama kejalan yang tidak benar. Dalam setiap sesuatu memiliki potensi menjadi positif maupun negative tergantung pada si penggunakannya.

Mari gunakan social media untuk menyambung rasa dan mengobati rindu sesuai dengan fitrah kemanusiaan dan tuntunan hidup dalam agama.

Rumah Kita Semua, 1 Oktober 2013

IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.com

Related Posts

Sosial Media, Menyambung Rasa dan Mengobati Rindu
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.