Siang itu bulan September 2015 saya berkesempatan Shalat
Dzuhur di Masjid Al-A’la ex Banadara Selaparang Mataram. Alhamdulillah Jama’ah
mencapai 3 shaff yang diisi kebanyakan oleh jama’ah berseragam sekolah
penerbangan. Suasana disekitar masjid relatif tenang dan sejuk membawa shalat
disiang terik itu makin khusyu’.
Pemandangan yang jauh berbeda jika ini terjadi 3 tahun yang
lalu. Kenapa? Saat itu sebelum di resmikannya Bandara Internasional Lombok
(BIL) hiruk pikuk manusia yang menggunakan transportasi udara menyesaki Bandara
Selaparang yang satu kompleks dengan masjid ini. Maklum bandara Selaparang
adalah satu-satunya akses masuk pulau Lombok (terutama wisatawan karena Lombok
termasuk tujuan kunjungan setelah Bali) lewat udara.
Penghujung tahun 2004 saat akan menghadiri Reflaksi Akhir
Tahun BEM SI di Universitas Brawijaya Malang adalah kali pertama saya
menginjakan kaki di Bandara Selaparang ini dan sekaligus kali pertama shalat di
Masjid Al-A’la (shalat subuh waktu itu). Entah berapa kali kemudian saya shalat
di masjid ini baik berangkat sendiri atau mengantar tamu yang kebandara.
Hampir tidak ada jeda subuh, siang, sore hingga malam orang
yang shalat dimasjid ini baik penumpang maupun pengantar. Biasanya pengantar
seorang TKI yang akan berangkat bisa belasan keluarganya yang mengantar ke
bandara.
#049MasjidAlAla #MasjidtoMosque
Masjid Al-A’la Bandar Udara Selaparang Rembige Mataram #MasjidtoMosque
4/
5
Oleh
Iwan Wahyudi Net