Rabu, 17 Februari 2016

MENGAWAL KEPALA DAERAH AGAR AMANAH


             Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) serentak pertama yang dilakukan pada tanggal 9 Desember 2015 yang lalu telah mengantarkan setidaknya 260an pasangan pemimpin kepala daerah  baik itu Gubernur dan Wakil Gubernur maupun Bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota di seluruh tanah air sebagai nahkoda baru yang mengemban mandat rakyat. Pekan lalu tujuh Pasangan Gubernur dan wakil Gubernur hasil pilkada tersebut dilantik langsung oleh Presiden RI di Istana Negara, dan tanggal 17 Februari 2016 ini serentak semua pasangan Bupati dan Walikota dilantik oleh Gubernur dimasing-masing daerah.

            Dalam setiap kepemimpinan tentunya ikut melekat mandat dan amanah. Saat pemilukada berlangsung rakyat bukan saja menitipkan pilihan dengan menyoblos gambar pasangan calon semata, tapi pada dasarnya mereka menitipkan mandat, memberikan amanah kepada calon kepala daerah dan hal itu adalah kewajiban bagi kepala daerah terpilih dan dilantik untuk menunaikannya, merealisasikannya tanpa memandang lagi apakah itu bagian rakyat yang mendukungnya atau pemilih pasangan yang lain. Kepala daerah dilantik bukan sebagai pemimpin pendukungnya saja, tetapi diambil sumpah dan janjinya sebagai kepala daerah yang memiliki kawasan kekuasaan  secara geografis termasuk semua yang ada didalamnya baik sumberdaya manusia maupun sumber daya alamnya tanpa terkecuali.

            Kepemimpinan dan amanah serta pertanggungjawabannya bukan sekedar sebagai kepala daerah saja yang akan diminta pertanggungjawabannya, tak hanya sebatas 5 tahunan saat berakhir masa jabatan, tetapi juga jauh nanti di hari akhir kelak.

            Dalam sebuah hadits Rasulullah Muhammad SAW berpesan tentang kualitas kepemimpinan hampir dalam semua peran. Imam Nawawi dalam kitab popular “ Riyadhus Shalihin” menukil hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar Ra : Saya mendengar Rasulullah bersabda “ Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Istri adalah pemimpin rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelola harta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Oleh karena itu, kalian sebagai pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya (HR. Bukhari dan Muslim).

            Dalam melaksanakan amanah kepemimpinannya kepala daerah tidak hanya bekerja sendiri, tapi ia akan dibantu secara langsung oleh semua Aparatur Sipil Negara yang berada dibawah lingkungan pemerintahannya. Selain itu ditambah dengan peran serta semua lapisan masyarakat sekecil apapun jabatan dan perannya, serendah apapun status sosialnya, separau dan serak apapun suaranya dalam mengingatkan dan menyampaikan aspirasi.

            Oleh karenanya, setiap kita berhak dan berkewajiban mengawal kepala daerah agar amanah, sesuai dengan proporsi dan kemampuan yang dimiliki karena amanah kepemimpinan ini akan berpengaruh terhadap wajah daerah dan masa depan kesejahteraan manusia yang ada didalam daerah tersebut.
           
Totalitas Mendukung Dikala Melangkah Benar
Setiap kebijakan yang akan diambil dalam rangka mewujudkan semua janji kampanye untuk memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan  rakyat hendaknya harus diberikan dukungan. Dukungan bukan sebatas ucapan saja, namun juga dalam bentuk perbuatan, kerja dan langkah nyata.
Selama hal itu bukan perbuatan yang merugikan rakyat dan langkah yang mengarah pada tindakan kedzoliman baik terhadap pengelolaan Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam harus secara total didukung bersama karena semua akan kembali pada kita yang merasakan buah manisnya. Setidak-tidaknya kita mendo’akan agar para kepala daerah dalam memimpin ditunjukkan jalan yang benar dan lurus, tidak neko-neko dan melibas aturan, norma dan etika.
Bukakah dalam agama kita dianjurkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan seperti apapun posisi dan peran yang diberikan? “ ….Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertaqwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya. “ ( QS. Al-Maidah : 2).

Berani Mengingatkan Saat Menyimpang
            Adakalanya dalam kepemimpinan kepala daerah tak sesempurna yang diimpikan, kadang ada satu dua kesalahan atau penyimpangan yang secara sadar atau tidak terjadi. Sebagai masyarakat dan aparat yang mengawal amanah kepala daerah, maka kewajiban kita untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan kembali pada jalur yang semestinya sesuai dengan porsi dan proporsi masing-masing. Hal ini sangat penting untuk menekan jumlah kepala daerah dan pengelola negara yang tersangkut masalah hukum karena salah menggunakan kewenangan saat menyelenggarakan pemerintahan.
            Para Aparat Sipil Negara dan perangkat birokrasi lainnya yang secara aturan bersama-sama kepala daerah sebagai eksekutif sampai pada tingkat terendah hendaknya tidak menjadi “pengikut buta” dalam artian mengikuti semua perintah walaupun secara kasat mata itu melanggar aturan dan ketentuan serta merugikan rakyat. Namun, hendaknya juga memberikan pertimbangan-pertimbangan dan masukan dalam forum resmi koordinasi maupun secara personal sesuai dengan kaidah komunikasi dan keetisan.
            Para legislator wakil rakyat yang mulia dengan amanah konstitusi sebagai pengontrol kepemimpinan dan kinerja kepala daerah harus kritis. Kritis memberikan masukan dalam mempercepat program-program yang memihak kepada kebanyakan masyarakat yang telah dijanjikan oleh kepala daerah, kritis pula jika terjadi perlambatan kinerja, lemahnya inovasi pembangunan untuk ditarik kembali pada rel yang benar sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik sesuai dengan nilai-nilai hati nurani rakyat.
            Para jurnalist sebagai kekuatan demokrasi diluar kekuasaan harus memberitakan capaian-capaian pembangunan sesuai dengan fakta sebagai upaya mencerdaskan masyarakat, bukan hanya sebagai pencitraan semata. Mengabarkan penyimpangan-penyimpangan dan ketidak merataan pembangunan sesuai dengan kaidah jurnalistik agar menjadi aspirasi masyarakat dan dibaca oleh kepala daerah supaya menjadi catatan dan prioritas serta perhatian untuk segera ditindak lanjuti.
            Para aktivis social, tokoh dan mahasiswa yang menjadi bagian terdekat dengan detak kehidupan masyarakat dalam kesehariannya, hendaknya menjadi instrument katalisator. Katalisator dalam arti percepatan partisipasi peran dan kontribusi masyarakat dalam pembangunan dan percepatan menyampaikan aspirasi masalah-masalah di akar rumput kepada kepala daerah sesuai dengan cara-cara advokasi dan pembelaan yang baik dan benar baik itu berupa Hearing, Demonstrasi dan sejenisnya.
            Kalangan akademisi dan praktisi memberikan kajian-kajian ilmiah yang kritis tentang pembangunan dan kebijakan-kebijakan stategis kepala daerah dengan dalil-dalil ilmu pengetahuan dan keahliannya masing-masing, sehingga saling sinergitas antara perguruan tinggi sebagai basis pemikiran dan pusat kaum intelektual dalam pembangunan daerah, mengawal kepala daerah agar terarah. Hasil-hasil temuan dan penelitian yang dapat diterapkan ditengah masyarakat sebagai solusi pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan dapat menjadi program kepala daerah, tidak hanya mencangkok program dari daerah lain yang tentunya memerlukan pendekatan kondisi local terlebih dahulu.

            Mengemban amanah kepala daerah sepintas hanya bagi para pemimpi daerah, tapi pada hakikatnya adalah sebuah lokomotif yang akan menarik semua gerbong komponen masyarakat untuk sama-sama memikul dan mengawalnya agar berada diatas rel yang sesungguhnya dan berjalan menuju stasiun akhir yang sama-sama ingin dicapai berupa realisasi visi dan misi saat kampanye untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Peran komponen tersebut tidak harus sama dan tidak selamanya satu arah, namun itu semua penting sebagai penyeimbang dan pengontrol kepala daerah. Ibarat konser music, tidak semua instrument music harus merdu, ada yang melengking nyaring, ada juga yang harus mendentum keras. Namun, seorang composer yang berjiwa besar dan berpikiran positif akan mengatur semuanya dengan lihai agar keunikan tersebut menjadi sebuah kontribusi menyukseskan amanahnya sebagai kepala daerah.
            Selamat mengemban amanah pada para kepala daerah. Mari semua bersinergi mengawal kepala daerah agar tetap amanah.



Cordova Street Jafana Garden,
17 Februari  2016
InspirationWednesday

IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.net 

Dimuat di Harian Bima Ekspres secara bersambung Tanggal 1 dan 2 Maret 2016


Related Posts

MENGAWAL KEPALA DAERAH AGAR AMANAH
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.