Setiap yang Tuhan ciptakan dimuka bumi tentunya memiliki maksud, arti dan tak ada yang sia-sia, namun bagaimana manusia itu memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan baik diri maupun lingkungan sekitar adalah kunci bersyukur padaNya yang kemudian mengalirkan pintu-pintu rejeki, termasuk pada sampah sekalipun.
Seperti biasa agenda rutin weekend yaitu menghadiri Berbagi
Inspirasi Bisnis [BiB] yang diselenggarakan oleh Komunitas Tangan Di Atas (TDA)
Mataram. Agenda belajar dan menggali kiat dan dialog interaktif dengan para
pelaku bisnis langsung ditempat mereka melaksanakan aktivitas berwira usahanya.
Sabtu pagi ini (15/10/2016) giliran dikawasan Ampenan Kota Mataram tepatnya Basecamp
Bank Sampah NTB Mandiri yang diprakarsai oleh wanita energik Aisyah Odist.
Namanya juga Bank Sampah NTB Mandiri, ya tentunya yang akan
menjadi Inspirasi pagi ini tak jauh dari barang jijik, kotor dan menjadi
masalah bagi semua kota di setiap Negara manapun di dunia ini. Sampah adalah
barang buangan manusia hasil dari aktivitasnya yang tak lagi berguna. Namun,
siapa menyangka barang buangan itu menyimpan banyak makna dengan berbagai
manfaat menjadi pintu nafkah sebagian penduduk bumi dan tentunya menjadi salah
satu solusi permasalahan bumi hari ini dan kedepan.
Aisyah Odist sebelumnya berkecimpung pada usaha kaos oblong
dan distro di tanah rantauan, namun pada suatu titik kehidupan ia memutuskan
untuk kembali kekampung halaman dengan tekad harus berbagi karena hidup ini
terasa indah pada titik tersebut dan Sampahlah yang menjadi tautan hatinya.
Cintanya pada pulau Lombok nan indah menarik jiwanya untuk berbagi solusi dan
rejeki melalui barang bernama sampah.
Mendirikan Bank Sampah NTB Mandiri sejak tahun 2011 bersama
dua orang rekannya bukan tanpa rintangan
karena pola pikir masyarakat masih menganggap sampah adalah barang tak
berguna. Berbagai upaya dilalui, jatuh bangun dan peluh tak terhitung kalinya
menyapa, namun tekadnya untuk berbagi sambil menyelamatkan bumi tak terpatahkan.
Memulai dengan mengolah sampah plastik menjadi aneka kerajinan seperti tas,
dompet dan sejenisnya hingga pengolahan sampah harian rumah tangga menjadi
kompos adalah bagian dari aktivitas komunitas yang kini telah memiliki 37
mitra, lebih dari 100 nasabah dan 18 karyawan ini. Komitmennya di dunia
persampahan ini pada tahun 2013 mengatarkan Aisyah Odist ke Jepang untuk
mempelajari cara membuat kompos dan kini telah membagi ilmunya tersebut ke
lebih dari 1000 orang. Jerih payah itu akhirnya berbuah mengekspor komposnya
hingga ke Jepang, Darwin Australia dan Jerman.
Siapa menyangka kerja keras dan jatuh bangun selama 5 tahun
kini memanen sedikit demi sedikit hasil bukan hanya untuk dirinya sendiri namun
juga pada lingkungan sekitar hingga ke Lombok Timur jauhnya.
Sampah bisnis paling banyak palingnya kata Aisyah Odist :
paling mudah di dapat, paling fleksibel waktu pengerjaannya, paling murah bahan
dasarnya, paling gampang dikerjakan dan paling lainnya yang telah Aisyah Odist
tuliskan dalam dua buku karyanya ( “ Mengelola Bank Sampah “ dan “ Management
dan Marketing Bank Sampah Kreatif “ ) sebagai upaya membagi hikmah dari
mengelola sampah.
Kunci dari keberhasilan mengubah sampah menjadi rupiah, barang
terbuang menjadi uang adalah gerakan penyadaran pada masyarakat dengan
mengedepankan pendidikan akan lingkungan hidup baik pada orang dewasa maupun
anak-anak sekolah.
Impian wanita ramah ini yang belum terwujud dari sampah adalah
Pusat Study Lingkungan. Namun itu semua akan makin dekat dengan di loucingnya
Pusat Belajar Lingkungan dan diserahkannya mobil pendidikan lingkungan CSR dari
PLN NTB yang diserahkan pagi ini. Mobil ini akan berkeliling ke sekolah dan
komunitas untuk memberikan pencerahan dan penyadaran lingkungan yang dilengkapi dengan buku-buku didalamnya.
Pada kesempatan ini pula TDA Kota Mataram secara simbolis memberikan bantuan
buku bacaan yang diserahkan oleh Bapak Anas Amrullah.
Hal lain yang sedang dirintis adalah menjadikan lingkungan dikelurahan Banjar tempat Basecamp Bank Sampah NTB Mandiri sebagai Kampung Wisata Kreatif Sampah Terpadu. Kedepan ini akan menjadi destinasi wisata yang menopang pariwisata di Kota Mataram. Semakin banyak orang yang merasakan manfaat akan makin indah nikmatnya berbagi.
Setiap apa ada yang dibumi ini tak ada yang terbuang percuma
karena ia merupakan mata rantai kehidupan yang tak terputus, kadang pola pikir
dan kreativitas kita yang terputus menangkap tanda-tanda alam tersebut, padalah
yang terbuang bisa jadi uang.
15102016, 22.15wita
Ujung Pena Cordova 03
IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.net
Yang Dibuang Yang Menghasilkan Uang ( Catatan Inspirasi Bank Sampah )
4/
5
Oleh
Iwan Wahyudi Net