Senja itu telah berarak hampir
sempurna pamit dibagian barat bumi, tinggal semburatnya yang kian pudar
termakan Gelap malam yang datang. Kamis, 14 Juni 2018 hari-hari terakhir
Ramadhan 1439H. Saya ingat benar, usai buka puasa ala kadarnya di kios kecil ujung
timur Desa Ntonggu dan berjama'ah Maghrib di Masjid Desa kami akan berangkat
balik ke rumah masing-masing. Saat di Depan SMP Teke (SMPN 1 Palibelo Sekarang)
diantara kami berhenti disebuah rumah panggung yang nyaris tak berubah hampir
dua dekade yang lalu. "Kita mampir jenguk Didi dulu ya lenga doho
(teman-teman)" salah satu kami memberi komando. Itulah pertemuan terakhir
saya dengan Didi Kurniawan.
Sejak kemarin di group alumni SMP angkatan kita dan FB beberapa status meminta
mendo'akanmu yang sedang dirawat di Puskesmas Desa Teke Kecamatan Palibelo
Kabupaten Bima. Sungguh tak ada firasat apapun. Hingga pagi ini kabar duka itu
sampai, Allah SWT telah mencukupkan usiamu semalam sekitar pukul sebelas.
Memory lama itu seakan berputar kembali menampilkan slide kenangan saat di SMP.Saat pertemuan terakhir dan berjabat tangan dirimu berucap "Maaf cinae (saudaraku) telapak tangan saya berkeringat". Saya dua tahun sekelas denganmu tepatnya dikelas IB dan IIB, kelas gado-gado klo kata Ibu Inder Arjuna Wali Kelas kita. Karekter antagonis maupun protagonis komplit (klo ini bahasa saya saat ini, maaf ya teman-teman sekelas klo julukan ini terlalu ekstrim). Kita semua tau telapak tanganmu yang selalu berkeringat memang sejak lama. Saat belajar harus dialas dengan kertas agar buku tulis tidak basah. Kebiasaanmu yang hobi bola tidak ada yang membantah, tiap jam istirahat pasti dilapangkan berdebu belakang sekolah dengan sebagian bertelanjang dada bersama bola plastik menjadi tempat mendemokan kebolehan.
Kemandirianmu tak diragukan lagi karena sejak SMP hingga sekarang bahkan, dirimu tinggal bersama sang nenek dan bibinya Umi To'i ( Umi Fatimah) dirumah panggung karena orangtua bekerja di Jakarta. Oiya kita punya kesamaan dibandingkan teman-teman seangkatan, sama-sama numpang lahir di Jakarta karena tiap membaca tempat tanggal lahir cuma kita berdua yang kelahiran ibu kota.
Delapan tahun terakhir mengunjungi mu ke Teke menjadi sebuah rutinitas yang wajib bagi teman-teman angkatan setelah atau sebelum kegiatan reuni angkatan saat libur lebaran. Lebaran tahun depan kami akan kehilangan salah satu pundi pahala kami, bersilaturahim ketempatmu.
Semoga Allah SWT mengampuni segala kekhilafanmu dan menerima segala kebajikan dan amalmu. Do'a kami menyertai kepergianmu ke alam keabadian. Selamat jalan Tecer (panggilan saat SMP), Didi Kurniawan sahabat kami semua.
15102018 09:59 Lantai I Gedung Mandiri
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri
www.iwan-wahyudi.net
Selamat Jalan Lenga Ndai Didi Kurniawan
4/
5
Oleh
Iwan Wahyudi Net