Rabu, 02 Januari 2019

Menjalarkan Kebaikan


Tumbuhan itu berasal dari sebuah batang yang kecil dan rapuh, tak seperti pepohonan lainnya yang batangnya kadang berukuran melebihi pelukan gandengan tangan dua orang dewasa. Namun kerapuhan, dan kecilnya bukan alasan untuk putus asa menjalar keatas dan sekeliling hingga lingkungan dipenuhi warnanya yang menghijau ditambah satu dua buahnya yang menggantung.

Tumbuhan yang kadang tak pernah dilirik karena hanya seonggok daun menjalar dipinggir jalan itu dapat terus menjalar sesuai dengan titah Rabbnya, apalagi dibandingkan dengan manusia seperti kita yang jauh lebih sempurna dengan akal, hati dan kekuatan energi fisiknya. Ya, memang berat menjadi pemula, pelopor, inisiator sebuah kebaikan. Namun, jika ia tidak dimulai maka akan tumbuh keburukan sekecil apapun. Karena jika tak ada kebaikan, maka itu menjadi pintu masuk bagi keburukan. Setiap keburukan kemudian akan mengundang keburukan-keburukan lainnya, begitu pula sebaliknya. Yakinlah bahwa setiap kebaikan tak mungkin bersenyawa dan berdamai dengan keburukan, karena ia dua dimensi yang berbeda ibarat dua sisi keping uang.
Dari Anas bin Malik ra, dia berkata, Rasulullah saw bersabda Sungguh, diantara manusia ada yang menjadi para pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Sungguh, diantara manusia ada juga yang menjadi pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Beruntunglah orang yang dijadikan oleh Allah sebagai pembuka kebaikan dengan kedua tangannya dan celakalah orang yang dijadikan Allah sebagai pembuka keburukan dengan kedua tangannya ( Shahih Sunan Ibnu Majah (1/46) Hadist Nomor 194).
Menjalarkan Kebaikan, tak mesti menunggu kuat, menanti sempurna. Tapi sebuah keberanian memulainya dengan langkah pertama serapuh dan lemah apapun, karena setiap kebaikan akan mendatangkan kebaikan-kebaikan lainnya yang saling mengokohkan dan menjalarkan lebih jauh radius kebaikan tersebut.

Related Posts

Menjalarkan Kebaikan
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.