Rabu, 27 Mei 2020

PAPUQ SAINI, PENJUAL NASI LINTAS GENERASI ITU TELAH PERGI



“Untuk dikenang oleh manusia tak harus berupa hal besar yang tak bisa dilakukan, cukup sesuatu yang sederhana dan kita bisa wujudkan, namun memberikan arti dan manfaat pada orang lain.”

Rabu siang, 27 Mei 2020 bertepatan dengan 4 Syawal 1441 H sebuah pesan di WhatsApp dari seorang kakak tingkat waktu kuliah dulu masuk dan saya membacanya ba’da shalat Ashar. “Papuq (bahasa Sasak: nenek) ini meninggal bro” sambil melampirkan foto sosok penjual nasi di depan gedung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) Universitas Mataram, Papuq Saini. Saya tak percaya lalu menanyakan kembali “Dapat informasi dari mana bro ?”. Menunggu jawaban saya sambil mengecek status teman-teman seangkatan di Facebook. Tak satupun informasi meninggalnya papuq saya dapatkan. Akhirnya saya dapatkan kejelasan dari status adik tingkat yang menandai saya.Terbayang pertemuan terakhir dengan beliau ditempatnya berjualan tersebut pada bulan Januari 2019 yang lalu (Tulisan saya : Penjual Nasi Lintas Generasi Yang Penuh Inspirasi).

Kepergian beliau langsung menjadi status dan dipenuhi oleh komentar para alumni dan aktifis Mahasiswa Universitas Mataram. Ada banyak kenangan dan kisah luar biasa papuq yang terungkap dan baru saya ketahui. Wajar, beliau telah berjualan nasi di Asrama dan gedung PKM sejak 1985 sampai dengan 2020. Awalnya di halaman belakang asrama dan saya mulai menjadi langganan. Kemudian dipojok samping selatan antara Asrama dengan gedung Workshop, terakhir diberugak depan gedung PKM.

Saya merasakan makan di jualan beliau sejak seharga seribu rupiah. Terakhir (2020) harga nasi beliau lima ribu rupiah. Para mahasiswa merasa makan ditempat beliau serasa dirumah sendiri, bahkan ada status yang berbunyi “ Beliau ibu kedua dari seluruh mahasiswa” karena porsi nasinya yang jumbo dan bebas mengambilnya karena yang dihitung beliau Cuma lauk dan ikan saja. Beliau tempat mengutang makanan saat kantong mulai kering. Jika ditanya kenapa makan ditempat beliau murah sekali ? Papuq Saini selalu menjawab, “ Ndak apa-apa yang penting anak-anak (mahasiswa) bisa makan yang kenyang, dapat untung sedikit alhamdulillah asal ada modal untuk jualan lagi besok.”

Salah satu kenangan saya, beliau sempat jualan untuk berbuka puasa saat di Asrama. Ba’da Maghrib akan pulang setelah kelar mahasiswa berbuka menyantap menu khas beliau. Jika masih ada makanan yang belum habis, maka akan di bungkus untuk anak-anak asrama, dibagikan gratis. Ada yang sempat bertanya, “Kenapa papuq masih tetap bertahan jualan disini?. Beliau beralasa nanti siapa yang akan menyediakan makanan untuk kalian (mahasiswa) ini.

Selamat Jalan Papuq Saini, Allah SWT telah mencukupkan usiamu di dunia dengan banyak kisah tak terlupakan dalam ingatan banyak mahasiswa berbagai generasi. Semoga menjadi amal terbaik yang diterima disisi-Nya.

27052020
#IWANwahyudi
#InspirasiWajahNegeri
#MariBerbagiInspirasi
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri

Related Posts

PAPUQ SAINI, PENJUAL NASI LINTAS GENERASI ITU TELAH PERGI
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.