"Pemilihan Umum (Pemilu) sudah bukan hal yang baru
lagi negeri ini. Pada tahun 2014 yang akan datang ada dua pristiwa bersejarah
di negeri ini yaitu Pemilu Kepala Negara dan Pemilu Anggota Legislatif (Pileg)
baik di DPRD Kabupaten/kota, Provinsi maupun DPR RI. Berbagai bentuk pemilu
pernah dilakukan oleh negeri dengan 250 juta penduduk ini, karena memang bentuk
demokrasi kita yang berubah seiring semakin dewasanya negeri ini"
Sangat wajar, rakyat Indonesia menanti setiap perhelatan
demokrasi terbesar lima tahun ini. Dimana pada momen ini disamping pemilihan
kepala Negara, saat yang sama juga rakyat memilih secara lansung wakilnya untuk
duduk di parlemen sebagai perpanjangan tangan rakyak ke pemerintah. Sangat
disayangkan, jika momen ini tidak dimanfaatkan dengan baik untuk memilih
pemimpin yang mempunyai visi yang visioner, baik di DPRD Kabupaten/kota, Provinsi
maupun DPR RI. Tentu dengan harapan ada wajah baru, semangat baru, ide baru,
untuk menyonsong perubahan ke arah yang lebih baik.
Iwan
Wahyudi adalah salah satu aset peradaban bangsa yang dimiliki Indoensia saat
ini, sosok negarawan muda yang menjadi
pembeda dengan calon pemimpin yang lainnya. Nama Iwan Wahyudi, tidaklah asing bagi aktivis mahasiswa di NTB. Iwan Wahyudi,
begitulah nama lengkap yang diberikan oleh Ayah dan Bundanya. Beliau lahir di
Jakarta pada tanggal 17 Januari 1982 dari pasangan berdarah Mbojo (Bima) Drs H
Abdul Muthalib dan Hj Siti Safiah. Tokoh
muda yang satu ini, yang tidak diragukan lagi konsep kepemimpinannya kerena
telah banyak makan garam dan mempunyai visi yang visioner. Sewaktu di Pergurun
Tinggi negarawan muda ini, pernah mengemban beberapa amanah di antaranya;
Ketua BEM Unram, Koordinator Pusat BEM NTB Raya, ketua KAMMI NTB. Selain itu, beliau juga aktif di KAMMI Wilayah
Jabalnur (Jatim, Bali, NTB dan NTT), dan kini aktif di beberapa lembaga
kemasyarakatan dan Ormas Perhimpunan Petani Nelayan Sejahtra Indoensia (PPNSI)
wilayah NTB.
Tokoh yang satu ini, telah mencatat banyak sejarah dalam lembaran sejarah
perjalanan gerakan mahasiswa dan eksistensi di ruang publik tidak menjadi tabuh
dan asing lagi. Sosok muda, bersahaja tapi kesungguhan
menjadi karakter hidupnya,
hal ini terlihat dari moto hidupnya “istiqomah pada kebenaran itu indah”.
Sosoknya yang muda, analis dan kritis mengantarkan beliau di amanahkan menjadi
duta NTB untuk siap maju dalam Pemilihan Umum Anggota
Legislatif (Pileg) mendatang di kursi DPR RI daerah
pemilihan NTB meliputi; (Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara,
Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Besar, Dompu, Bima dan Kota Bima)
melalui
Partai Keadilan Sejahtra (PKS) dengan nomor urut 5 (lima).
Dibalik
kesibukkannya sebagai Wiraswasta, di usianya yang muda tersebut beliau seorang
analis dibeberapa lembaga seperti, Staff Khusus
seorang Pimpinan DPRD dari partai yang sama (PKS) di DPRD Propinsi NTB dan
beberapa lembaga sosial lainnya. Melalui Partai Keadilan Sejahtera nantinya sejuta harapan dari
rakyat NTB bisa diperjuangkan oleh beliau agar terwujudnya masyarakat yang
mandiri, makmur dan sejahtra. Tentu, dengan modal Cinta, Kerja dan Harmoni
Insya Allah cita-cita mulia tersebut manjadi nyata. Amin.
Kenapa memilih
Negarawan muda ?
Secara umum, Negarawan muda merupakan jenjang
kehidupan manusia yang paling optimal. Adanya kematangan akal, jasmani, dan
perasaan, sangat wajar bila pemuda memiliki potensi besar dibandingkan dengan
kelompok lainnya. Pemikiran kritis bayak dimiliki anak muda. Kepekaan yang
tinggi terhadap masyarakat sangat di dambakan rakyak. Ibarat katalis yang dapat
mempercepat perubahan, atau arsitek yang akan membangn peradaban masa depan.
Menjadi Gen Rekombinan yang mampu
membuat pembaharuan bagi masyarakat yang berkembang atau memberi jalan untuk
memajukan masyarakat yang hidup terkebelakangan.
Seorang pemuda akan selalu bicara mengenai semangat,
antusisme, idealisme, perjuangan, kepahlawanan, patriotisme, keja keras, dan
pantang menyerah. Dalam berbagai teori dan makalah, mereka disebut sebagai
unsur perubahan (agent of change)
yang akan melepaskan
bangsa yang terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Dan pada saat yang
sama, mereka adalah motor penggerak kemajuan ketika negara melakukan proses pembangunan.
Baik buruknya nasib
bangsa, bergantung pada kondisi pemuda di negeri itu. Dan bahkan peralihan
suatu peradaban, juga ada dipundak mereka.
Bila seorang pemuda memimpin, maka ia akan memimpin dengan
pengaruh, bukan memimpin dengan kewenangan dan jabatan (otoritas). Itulah
alasan mengapa seorang pemuda yang menjadi pemimpin, biasanya akan memiliki
pengaruh yang sangat luas, menjadi fenomena populer dikalangan rakyat, sehingga
“umur kepemimpinannya” akan berlansung lama dan bermartabat. (msr).
[By, Mansur Amriatul :|Semarang, 09-09-2013]
Pendidikan Profesi Universitas Negeri
Semarang
PILEG 2014, NEGARAWAN MUDA PILIHAN MASYARAKAT
4/
5
Oleh
Iwan Wahyudi Net