Tak semua diantara kita
memiliki semua keagungan dan kesempurnaan yang dimata manusia itu adalah lambang
dari sebuah level tertinggi secara materi, namun setidaknya setiap kita
masing-masing telah dianugerahi harga diri yang sepantasnya harus dijaga dan
dipelihara agar ia senantiasa terawat dan bernilai tinggi.
Tidak
jarang perkelahian antar pelajar atau pemuda kampung hanya bermula dari hal
sepele, ada milik diantara mereka yang terusik namun karena itu terkait dengan
harga dirinya (harga diri kelompok atau symbol kekuatan/kekuasaan golongannya
yang berdasarkan ego masing-masing) maka timbul solidaritas untuk saling
membela sehingga masing-masing pihak mengerahkan anggota dan kerabatnya yang
sudah terpicu emosi dalam upaya membela dalam bentuk perkelahian sebagai
wadahnya.
Di
Jepang jika pejabat gagal melakukan tugas akan dengan serta merta mengundurkan
diri bahkan melakukan bunuh diri (harakiri), hal itu dulu tergambar ketika
Jepang kalah dalam perang Asia Pasifik dan harus hengkang dari Indonesia,
banyak pimpinan tentara Jepang yang melakukan Harakiri karena malu kembali
kenegaranya karena gagal dalam perang.
Pernah
juga kita melihat dan membaca berita ketika seorang insan pers diperlakukan
secara tidak etis oleh oknum pejabat/golongan dalam tugas jurnalistiknya,
kemudian melakukan aksi boikot tidak memberitakan aktifitas pejabat/lembaga
tersebut. Kenapa ini terjadi ? ya itu semua adalah bentuk membela harga diri
masing-masing pribadi, profesi, komunitas, atau lembaganya.
Sebegitu
semangat dan heroiknya pembelaan harga diri diatas dilakukan, bahkan sampai
terjadi pertumpahan darah. Secara personal setiap manusia telah dianugerahi
harga diri oleh Sang Pencipta. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna
diantara makhluk lainnya. Diberi langsung mandat mengelola bumi ini diatas
makhluk lainnya, diberi martabat yang lebih tinggi ketika memiliki ilmu
pengetahuan dan melaksanakan perintah-perintah amal ibadah yang telah
ditetapkan oleh-Nya.
Ketika
tingkah laku manusia lebih rendah atau sama dengan binatang maka ia akan
kehilangan harga dirinya. Saat ia melakukan aktifitas & kerja-kerja
menyelewengan yang merusak dan mendzolimi penghuni bumi, maka harga dirinya
akan jatuh dihadapan penghuni lainnya. Bila tidak memiliki pengetahuan dan
meninggalkan amal-amal ibadah atau membangkang terhadap perintah-Nya, saat
itulah sebenarnya manusia menghina dirinya sendiri dan menjauhkan diri terhadap
Sang Khalik pemberi martabat dan harga diri.
Kerabat,
kadang kita terlalu sibuk membela harga diri komunitas/golongan, padahal ada
harga diri yang melekat sebagai fitrah personal insaniah yang harus dijaga.
Pertanggungjawaban di hari akhir nanti pada Sang Pencipta terhadap harga diri
adalah pertanggungjawaban personal, bukan pertanggungjawaban lembaga.
Kewajiban
personal sebagai hamba yang pada hakikatnya adalah bentuk harga diri dan
martabat, sewajarnya mendapat tempat yang proporsional. Bukan dibutakan oleh
bentuk pembelaan harga diri yang dirabunkan oleh hawa nafsu, mengedepankan ego
kekuasaan dan kekuatan materi diatas harga diri kemanusiaan kita.
Hari
ini apakah ucapan, pilihan kata, tingkah dan cara bertutur, merawat diri dan
pergaulan, kicauan twitter, postingan foto instagram dan status Facebook kita
sudah sesuai dan meningkatkan –minimal menjaga- harga diri kita?. Sejenak mari
tatap keadaan harga diri kita.
Saatnya
perawatan harga diri terefleksikan dalam keseharian sesuai dengan apa yang
digariskan dan dititahkan oleh-Nya.
“ Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungghunya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal “ (QS. Al-Hujarat 49 : 13)
Jafana Garden, 23 Oktober 2015
InspirationWednesday
IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.net
SEJENAK TATAPLAH HARGA DIRI KITA
4/
5
Oleh
Iwan Wahyudi Net