Rabu, 06 Juni 2018

AD DURRAH, AHMAD YASIN DAN RAZAN: KEPAHLAWANAN PALESTINA YANG MELINTASI GENERASI




Sore itu sekitar pukul 3 waktu setempat di Persimpangan Netzarim, Jalur Gaza. Jamal al-Durrah dan putranya yang berusia 12 tahun, Muhammad  keduanya sedang meringkuk di balik sebuah benda silinder, sang bocah menangis dan ayahnya meleraikannya, kemudian muncul tembakan dan debu, setelah itu sang bocah terlihat terkapar di lutut ayahnya. Tembakan itu berasal dari tentara Israel, kejadian 30 Sepetember 2000 itu direkam oleh Talal Abu Rahma, seorang juru kamera lepas Palestina untuk France 2, saat mereka berada di tengah-tengah baku tembak antara pasukan keamanan Israel dan Palestina. Rekaman lebih kurang 50 detik itu ditonton oleh masyarakat dunia dan sontak terjadi aksi solidaritas. Muhammad Jamal Al-Durrah (kelahiran 1988) adalah bocah kelas lima SD, namun sekolahnya ditutup pada 30 September 2000; Otoritas Palestina menyerukan serangan umum dan hari berkabung setelah kekerasan di Yerusalem sehari sebelumnya.

Subuh itu hari Senin, 22 Maret 2004,  helikopter Israel menghantamkan 3 roket ke kendaraan yang ditumpangi oleh seorang tua yang dalam keadaan berpuasa. Pria tua itu telah mengalami kelumpuhan total sejak usia 12 tahun. Ia bernama lengkap Ahmad Ismail Yasin. Namun, dunia mengenalnya dengan panggilan Syekh Ahmad Yasin. Mujahid yang pemberani itu terlahir di desa Jurah yang terletak di sebelah selatan kota Gaza, Palestina. Soal tanggal kelahirannya tak ada data yang pasti. Ada yang menyebut lahir pada 28 Juni 1937. Namun, dalam paspornya tercantum 1 Januari 1929. Syekh Ahmad Yasin sendiri pernah mengaku terlahir pada 1938. Pada 1987, saat Intifadah I, Yassin mendirikan Hamas (al-Harakatul Muqawwamatul Islamiyah ) bersama Abdel Aziz al-Rantissi. Syekh Ahmad Yasin menghabiskan sebagian hidupnya diatas kursi roda.

Sekitar dua bulan sebelum kematiannya, Gadis itu pernah berkata "Sudah menjadi tugas dan kewajiban saya untuk ada di sini dan membantu mereka yang terluka,"  Razan al-Najjar, 21 tahun, ditembak mati oleh tentara Israel saat dia lari menuju pagar perbatasan untuk menolong korban yang terluka di Gaza, 1 Juni 2018. Mengenakan baju putih, seragam paramedis, "Dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan sangat jelas, tapi tentara Israel menembak dan dia tertembak di dada," Ujar seorang rekan medisnya.  Saksi lain bercerita bahwa Razan awalnya tidak sadar bahwa dia sudah tertembak. Saat peluru telah tembus ke punggung, dia baru sadar dan berkata "Punggungku, punggungku!" kemudian dia jatuh ke tanah. Kematian perempuan relawan itu memicu duka, tak hanya di Palestina, tapi juga di seluruh dunia.

Ad Durrah, Ahmad Yasin dan Razan ketiganya mewakili generasi mereka. Mewakili kepahlawanan dalam tiga segmen periode biologis manusia : Anak-anak, Remaja dan Orang Tua. Di Palestina tentu lebih banyak lagi kepahlawanan yang tak kalah heroiknya namun mereka teguh dalam senyapnya berita yang selalu didominasi oleh rekayasa Yahudi. Palestina sejak dulu, sekarang dan selanjutnya adalah Rahim yang tak akan pernah jeda melahirkan anak-anak terbaiknya yang selalu menjadi pahlawan yang menginspirasi banyak mata dan hati dunia.

07062018 14:31 Lantai 1 Gedung Mandiri
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri
#KOPinspirasiWAN
www.iwan-wahyudi.net

Related Posts

AD DURRAH, AHMAD YASIN DAN RAZAN: KEPAHLAWANAN PALESTINA YANG MELINTASI GENERASI
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.