Sore itu sekitar pukul 3 waktu setempat di
Persimpangan Netzarim, Jalur Gaza. Jamal al-Durrah
dan putranya yang berusia 12 tahun, Muhammad
keduanya sedang meringkuk di balik sebuah benda silinder, sang bocah
menangis dan ayahnya meleraikannya, kemudian muncul tembakan dan debu, setelah
itu sang bocah terlihat terkapar di lutut ayahnya. Tembakan itu berasal dari
tentara Israel, kejadian 30 Sepetember 2000 itu direkam oleh Talal Abu Rahma,
seorang juru kamera lepas Palestina untuk France 2, saat mereka
berada di tengah-tengah baku tembak antara pasukan keamanan Israel dan
Palestina. Rekaman lebih kurang 50 detik itu ditonton oleh masyarakat dunia dan
sontak terjadi aksi solidaritas. Muhammad Jamal Al-Durrah (kelahiran 1988)
adalah bocah kelas lima SD, namun sekolahnya ditutup pada 30 September 2000; Otoritas Palestina menyerukan serangan umum dan hari
berkabung setelah kekerasan di Yerusalem sehari sebelumnya.
Subuh itu hari Senin, 22 Maret 2004, helikopter Israel menghantamkan 3 roket ke kendaraan yang ditumpangi oleh
seorang tua yang dalam keadaan berpuasa. Pria tua itu telah mengalami
kelumpuhan total sejak usia 12 tahun. Ia bernama lengkap Ahmad Ismail Yasin.
Namun, dunia mengenalnya dengan panggilan Syekh Ahmad Yasin. Mujahid yang
pemberani itu terlahir di desa Jurah yang terletak di sebelah selatan kota
Gaza, Palestina. Soal tanggal kelahirannya tak ada data yang pasti. Ada yang
menyebut lahir pada 28 Juni 1937. Namun, dalam paspornya tercantum 1 Januari
1929. Syekh Ahmad Yasin sendiri pernah mengaku terlahir pada 1938. Pada 1987,
saat Intifadah I, Yassin mendirikan Hamas (al-Harakatul Muqawwamatul Islamiyah ) bersama
Abdel Aziz al-Rantissi. Syekh Ahmad Yasin menghabiskan sebagian hidupnya diatas
kursi roda.
Sekitar dua bulan sebelum kematiannya, Gadis itu pernah
berkata "Sudah menjadi tugas dan kewajiban saya untuk ada di sini dan
membantu mereka yang terluka," Razan
al-Najjar, 21 tahun, ditembak mati oleh tentara Israel saat dia lari menuju
pagar perbatasan untuk menolong korban yang terluka di Gaza, 1 Juni 2018. Mengenakan
baju putih, seragam paramedis, "Dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi
dengan sangat jelas, tapi tentara Israel menembak dan dia tertembak di
dada," Ujar seorang rekan medisnya. Saksi lain bercerita bahwa Razan awalnya tidak
sadar bahwa dia sudah tertembak. Saat peluru telah tembus ke punggung, dia baru
sadar dan berkata "Punggungku, punggungku!" kemudian dia jatuh ke
tanah. Kematian perempuan relawan itu memicu duka, tak hanya di Palestina, tapi
juga di seluruh dunia.
Ad Durrah, Ahmad Yasin dan Razan
ketiganya mewakili generasi mereka. Mewakili kepahlawanan dalam tiga segmen
periode biologis manusia : Anak-anak, Remaja dan Orang Tua. Di Palestina tentu
lebih banyak lagi kepahlawanan yang tak kalah heroiknya namun mereka teguh
dalam senyapnya berita yang selalu didominasi oleh rekayasa Yahudi. Palestina
sejak dulu, sekarang dan selanjutnya adalah Rahim yang tak akan pernah jeda
melahirkan anak-anak terbaiknya yang selalu menjadi pahlawan yang menginspirasi
banyak mata dan hati dunia.
07062018 14:31 Lantai 1 Gedung
Mandiri
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#InspirasiWajahNegeri
#KOPinspirasiWAN
www.iwan-wahyudi.net
AD DURRAH, AHMAD YASIN DAN RAZAN: KEPAHLAWANAN PALESTINA YANG MELINTASI GENERASI
4/
5
Oleh
Iwan Wahyudi Net