"Buktikan dirimu ada dengan karya sendiri diantara banyak orang ingin menenggelamkan dan meniadakanmu." #reHATIwan
Hal
yang terberat setelah meraih dan memproklamirkan kemerdekaan bangsa
Indonesia ialah memperoleh pengakuan bangsa-bangsa lain di dunia. Disisi
lain penjajah masih saja mencari jalan dan celah untuk mencengkram
kembali negeri ini. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan di dalam
negeri dan memperoleh kedaulatan internasional bersenyawa untuk
keberadaan republik ini.
Belanda dengan membonceng Inggris yang
menjadi sekutu pemenang Perang Dunia (PD) II dengan licik memanfaatkan
kondisi menguasai kembali Indonesia. Padahal Belanda tak punya banyak
andil dalam kemenangan di PD II, malah sebelumnya bersembunyi dan lari
ke Australia.
Pasca PD II, sekutu menjadi kekuatan paling di
takuti. Jerman yang digdaya di Eropa dikalahkan, Jepang yang ganas di
Asia dibuat tak berdaya. Tapi hanya bangsa Indonesia yang mampu
mempermalukan mereka di Surabaya. Membalik mata dunia bahwa Indonesia
masih ada, diantara siasat Belanda yang ingin meniadakan kemerdekaan
Republik.
Dalam rentetan peristiwa 10 November 1945 Surabaya,
Kapten Belanda P.J.G Huijer yang membawa surat kuasa Sekutu di Jakarta
sebagai perwakilan Sekutu di tangkap dan dibawa ke penjara Kalisosok
saat mencari jalan pulang kembali ke Jakarta dengan kereta. Brigadir
Jenderal Mallaby komandan Brigade 49 (beranggotakan 5.000-6.000 tentara
Inggris) yang terkenal pemberani menaklukan tentara Jepang di Burma
tewas. Dua pesawat Inggris ditembak jatuh pasukan Indonesia, Brigadir
Jenderal Robert Guy Loder Symonds terluka parah dan keesokan harinya
tewas. Ini semua membuat mata dunia terbelalak, sekutu menderita amat
banyak. Hingga Komandan Sekutu E.C. Mansergh menyebut "Ini pertempuran
terdahsyat Sekutu sejak Perang Dunia II."
Begitu pula dengan
Serangan Umum 1 Maret 1949. Saat Yogjakarta ibukota Indonesia diduduki
Belanda , Soekarno-Hatta dan semua petinggi republik ditangkap dan
diasingkan, otomatis Belanda merasa Indonesia telah lumpuh dan tiada.
Tetapi, Jenderal Sudirman, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Soeharto
berkolaborasi bersama tentara republik yang tersisa serta rakyat
berhasil menguasai Yogyakarta selama 6 jam. Indonesia kembali
membuktikan dengan aksi nyata, tetap ada.
Bukti nyata jauh lebih bisa banyak bicara dan bercerita melawan upaya meniadakan dan menenggelamkan apapun.
Rumah Merpati 22
01032023, 23:08
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #IWANwahyudi #JanganLupakanSejarah #DOtheBEST
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1