Suatu hari Sulaiman bin Abdul Malik
bertanya kepada Khalid bin Shafwan, “Bagaimana Al-Ahnaf bin Qais bisa menjadi
pemimpin bagi kaummu sedang ia bukanlah orang yang paling mulia dan bukan pula
dari golongan orang yang memiliki banyak harta?”. Khalid bin Shafwan malah
balik bertanya, “Engkau mau memilih jawaban yang mana, aku memiliki banyak
jawaban, mau yang tiga hal, dua hal atau satu hal?”
“Jika karena tiga hal, apakah itu?”,tanya
Sulaiman. Kemudian di jawab oleh Khalid, “ Ia tidak dengki, tidak tamak dan
tidak menolak sebuah kebenaran jika memang harus diterima.”
“Bila karena dua hal, apakah itu?”,tanya
Sulaiman lagi dan dijawab, “Ia selalu menebarkan kebaikan dan menghindari
kejahatan.”
“Kalau karena satu hal apa jawabannya?”,
pertanyaan terakhir dan dijawab, “Ia tidak menjadikan kekuasaan untuk
kepentingan pribadinya pada saat ia diberi kesempatan untuk berkuasa.”
Lalu siapakah sebenarnya Al-Ahnaf bin
Qais yang menjadi pembicaraan mereka berdua ini?, ia tak lain adalah Abu
Bahr al-Ahnaf bin Qais, seorang komandan Muslim dan pemimpin suku Bani
Tamim yang hidup pada masa nabi Muhammad Saw. Dia berasal dari suku Arab Bani
Tamim dan lahir dari orang tua
bangsawan. Saat lahir, ia menderita cacat di kakinya yang menyebabkan salah
satu kakinya bengkok dan dia dijuluki sebagai al-Ahnaf yang
berarti "kaki pengkor".
Ya, begitulah para sahabat Rasulullah
saw masa itu memilih para pemimpinnya. Tahun depan, suksesi besar akan terjadi
di negeri ini, apa yang menjadi alasan kita memilih pemimpin nasional hingga
daerah?
10062023, 17:24
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #InspirasiWajahNegeri
#IWANwahyudi #Gerimis30Hari #Gerimis_Juni23_10
@gerimis30hari @ellunarpublish_ @rehatiwan
@inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1