"Sabar bukan berarti diam saja, tapi terus bergerak dan berproses." #reHATIwan
Siapa yang tidak kenal Asma Nadia, penulis ternama Indonesia yang sudah menerbitkan 55 novel sebagian telah difilmkan. Dia juga aktif melakukan perjalanan keliling dunia. Sudah lebih dari 60 negara dia kunjungi. Pernahkah anda tau kalau ia putus sekolah salah satunya karena penyakitan. Geger otak, ada lima tumor di otak, jantung dan paru-parunya juga tidak sehat.
Pernah dengar nama Pipit Senja? Konon sejak lahir telah mengidap penyakit kronis thalasemia yang mengaruskannya transfusi darah sejak tahun 1969 hingga sekarang. Mulai menulis sejak remaja, 1975. Telah menulis ratusan novel remaja, dewasa, dan anak-anak juga ribuan cerpen, tetapi yang diterbitkan baru 185 buku.
Apakah mereka berdua dan orang lain yang memiliki ujian hidup yang panjang tak pernah mengeluh dan putus asa? Pastinya ia, karena mereka manusia biasa yang memiliki sisi itu. Tapi kesabarannya jauh lebih lapang dibanding itu untuk membersamai proses dan ikhtiarnya. Kesabarannya membentangi waktu dimana rasa perih bisa saja menghentikan keinginannya untuk hidup. Kesabaran pula yang mengantarkan para teladan dipentas jaman penjadi pahlawan ditengah "krisis" yang bisa saja menjadi alasan untuk tumbang.
Karena sabar merupakan anugerah, nikmat dan kunci. Semoga anugerah ini tak terkikis dan lenyap, sebab perjalanan masih panjang untuk menanam lebih banyak kebaikan dan perubahan.
"Barang siapa menjaga kehormatan diri, maka Allah akan menjaga kehormatan dirinya. Barang siapa yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya. Barang siapa yang bersabar, maka Allah akan membuatnya sabar. Seseorang tidak diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran." (HR.Muslim)
Foto : 2003 koleksi Cak Nuruddin, udah 2 dekade aja. Izin nyelip muka diantara punggawa BEM NTB Raya (Mas Wahid dan Cak Nuruddin ) dan Pembicara. Masih terus bergerak dan bersabar hingga usaha sampai dan perubahan tuntas.
[KUNCINYA SABAR]
4/
5
Oleh
Iwan Wahyudi Net
