“Kader adalah rahasia kehidupan dan
kebangkitan berbagai umat. Sejarah umat adalah sejarah para kader yang memiliki
militansi dan memiliki kekuatan jiwa serta kehendak. Sebuah emikiran dapat diwujudkan
jika tersedia keyakinan kuat padanya, keikhlasan dalam berjuang di jalannya,
gelora semangat yang selalu bertambah serta kesiapan beramal dan berkorban
dalam mewujudkannya,.”
(Imam Hasan Al-Banna)
Dalam setiap pentas sejarah
kehidupan manusia yang singgah dimuka bumu tidak dapt dipungkiri bahwa pemuda
selalu berda dalam garda terdepan dalam membawa bendera fikrah sebuah gerakan,
itu pula yang mendasari dalam sebuah kesempatan Soekarno mengatakan “ Berikan
aku sepuluh orang muda maka aku akan guncang seluruh Dunia.”
Dewasa ini kita dihadapkan dengan
berbagai pemikiran yang dibawa oleh berbagai banyak golongan baik mereka yang
tergabung dalam gerbong kebathilan maupun yang berada dalam kafilah kebaikan.
Dan setiap gerakan selalu berusaha unuk menyebarkan pemikirannya pada setiap
manusia hal itu pula yang kita lakukan untuk menyebarkan fikrah dakwah yang
mulia ini.
Imam Hasan Al-Banna mengatakan
sebuah pemikiran dapat diwujudkan dengan 4 rukun yaitu : Keimanan, Keikhlasan,
Semgangat dan amal/berkorban.
1. Keimanan,
Dasar keimanan adalah hati yang peka
Iman adalah sumber
kekuatan. Ia merupakan penjaga sekaligus pemelihara seseorang dari sikap
meremehkan dosa yang berbuntut pada kelemahan. Orang yang lalai dan suka dengan
maksiat sebenarnya ia tidak memiliki kekuatan. Krisis iman merupakan akar dari
segala krisis. Karena jiwa yang kosong dan senyap dari keimanan tidak akan bisa
menuntun pemiliknya kejalan kebenaran. Begitu juga lemahnya interaksi,
keterlibatan dan tanggung jawab seorang muslim terhadap berbagai kewajiban
Islam dan da’wah hanyalah cermin dari krisis iman yang bersemayam dalam hati.
Oleh karenya begitu
penting keimanan yang menghujam dimiliki para pejuang risalah dakwah karena ini
analah modal utama unrtuk menyemai fikrah dakwah kita. Dan adalah hal yang aneh
ketika kita memperjuangkan sebuah pemikiran , kita tidak mengetahui apa
pemikiran yang kita perjuangkan dan kita tidak yakin akan kebenaran pemikiran
dan fikrah yang sesdang kita perjuangkan.
24.
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik.Seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit,
25.
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
(QS. 14. Ibrahim)
2. Keikhlasan,
Dasar keikhlasan adalah nurani yang jernih
Imam Hasan Al-Banna
mendefinisikan yang dimaksud dengan keikhlasan adalah “ Bahwa seseorang al-akh
hendaknya mengorientasikan perkataan, perbuatan dan jihadnya hanya kepada Allah
SWT mengharap keridhoan-Nya, tanpa memperhatikan keuntungan materi, prestise,
pangkat, gelar kemajuan atau kemunduran. Dengan itulah ia menjadi tentara
akidah, bukan tentara kepentingan dan hanya mencari keman faatan dunia “
162.
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163.
Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (QS.
6. Al An'aam)
Keikhkasan menginginkan keridhaan
Allah SWT dwengan melakukan amal dan membersihkan amal dari berbagai debu
duniawi. Setiap amal saleh harus memenuhi 2 rukun yaitu ikhlas dan lurus
niatnya dan sejalan dengan sunnah dan syari’at.
Kisah tentang keikhlasan kita bisa
lihat dalam potongan sejarah Mursyid ‘Aam Ikhwanul Muslimin yang ke tiga Umar
Timisani yang menolok honor mengisi seminar dengan mengatakan “ Andai aku
mengetahui bahwa dakwah kepada Allah dibayar maka aku tidak akan hadir “ ketika
panitia menyodorkan sebuah amplop. Kisah lain adalah ketikan iman syahid Hasan
Al-banna ingin menunaikan Qiyamul lail sepulang menghadiri muktamar di
Mazazilah Daqliyah, beliau menunaikannya tidak ingin diketahui oleh umar
tilmisani.
3. Semangat,
Dasar semangat adalah perasaan yang bergelora
Dai dan aktivis dakwah tetaplah
manusia biasa, Tapi dalam mewujudkan pemikiran dibutuhkan orang-orang yang
dapat mempertahankan vitalitas, melawan ketakutan, kesedihan, mempertahankan
harapan dihadapan keputusasaan melampaui dorongan untuk menyerah dan pasrah
disaat kelemahan mendera jiwa mereka yang lain.
Oleh karenanya para pengemban risalah
dakwah ini selalu menjaga stabilitas semangatnya dengan berbagai cara seperti
yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah. Pada suatu peperangan kaum muslimin
menanyakan kenapa beliau memiliki semangat dan kekuatn lebih dari yang lain,
beliau menjawab “ Ini adalah buah dari Al-ma’surat yang selalu saya baca setiap
dipagi hari. Setelah itu selalu saya menemukan kekuatan yang dasyat, tapi jika
tidak melakukannya saya merasa seperti lumpuh hari itu “.
4. Amal/pengorbanan,
Dasar amal/pengorbanan adalah tekat yang membaja
105.
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS.
9. At Taubah)
Amal saleh itu selalu menyertai
keimanan dan sebagai bukti kebenarannya, hal tersebut merupakan penyebab
datangnya kemenangan, kemantapan dimuka bumi dan kebahagiaan serta keselamatan
di akhirat.
Adalah sesuatau yang sangat mustahil
ketika ada dalam sebuah perjuangan tanpa ada pengorbanan apalagi yang
diperjuangkan adalah sebuah pemikiran sebuad nilai kebenaran dan sebuah seruan
unutk kembali kejalan ilahiyahb dan membentuk tatanan yang berdasarkan cahaya
islam dimuka bumi. Ketika meraka yang bergda dalam gerbong kebathilan melakukan
segala usaha dan mengorbankan segala benuk yang milikinya dalam menyebarkan
pemikiran sesatnya maka kita harus memiliki semangat penorbanan dan mala yang
melebihi mereka kare yang kita bperjuangkan adalah sesuatu yang hakiki dan
mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda.
Dalam potongan sejarah para sahabat
kita melihat pengorbanan Mush’ab bin Umair dalam dalam memperjuangkan fikrah
Islam sampai beliau meninggalkan kemewahan, ketenaran dan kekuasaan yang selama
ini selalu menanjakan beliau.
24. Katakanlah: "jika
bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik. (QS. 9. At Taubah)
IWAN Wahyudi
Pustaka
1.Al-Qur’an Digital
2.Teladan Tarbiyah dalam Bingkai Arkanul
Bai’ah, Parman Hanif M.Pd, Aulia Press, 2006
3.Majalah Tarbawi Edisi 2 Th. I, 20
Juli 1999
4.Untukmu Kader Dakwah, KH. Rahmat
Abdullah, Pustaka Dakwatuna,2004
5.Syarah Ushul Isrin Menyelami Samudra 20
Prinsip Hasan Al-Banna, Abdullah bin Qasim Al-Wasyli, Era intermedia,
2001
6.Konsep Pemikiran Gerakan Ikhwan,
Muhammad Abdullah Al-Khatib, Asy-Syaamil, 2004
7.Bersama 6 Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin,
Khozin Abu Faqih, Lc, Auliya Press, 2006
YANG DIBUTUHKAN DALAM MEMPERJUANGKAN PEMIKIRAN
4/
5
Oleh
Iwan Wahyudi Net